GridFame.id - Puasa banyak dimanfaatkan untuk menurunkan berat badan.
Soalnya kita bisa tidak makan dalam waktu yang lama.
Namun ada kalanya puasa justru tidak berpengaruh apa-apa terhadap berat badan.
Kalaupun turun, tidak seberapa atau bahkan keesokan harinya bisa kembali seperti semula.
Padahal kita sudah menjaga asupan makanan.
Kenapa ya?
Yuk, simak alasan kenapa berat badan malah susah turun saat puasa!
Melansir ummahwide.com, alasan pertama berat badan tidak turun selama rutinitas berpuasa di bulan Ramadan adalah konsumsi gula yang berlebihan.
Konsumsi gula berlebihan adalah penyebab obesitas, diabetes, dan banyak gangguan kesehatan lainnya.
Saat kita mengonsumsi gula, tubuh kita memproduksi insulin.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis atau bergula, kadar insulin melonjak dan efeknya bisa menyebabkan penumpukan lebih banyak lemak.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Tahu! Ternyata Ini Hukum Menunda-nunda Buka Puasa
Coba cek lagi, jangan-jangan selama sahur dan berbuka puasa, kita terlalu banyak mengonsumsi makanan manis sehingga berat badan malah naik.
Roti, nasi, dan makanan berkabohidrat akan diubah menjadi glukosa di dalam tubuh.
Organ lever memproduksi insulin saat kita mengonsumsinya.
Bagi orang normal, mungkin hal itu bukan masalah.
Namun, bagi orang yang memiliki resistensi insulin, maka hal ini bisa mengganggu kondisi kesehatan tubuh.
Penuhi kebutuhan karbohidrat secukupnya saja.
Jangan sampai berlebihan, ya.
Jarang olahraga dan kurang gerak jelas akan memengaruhi kondisi tubuh dan berat badan kita.
Bila selama bulan Ramadan, kita malah malas-malasan dan makin jarang bergerak, maka besar kemungkinan berat badan tidak akan turun.
Cobalah untuk melakukan aktivitas ringan, seperti jalan kaki atau sekadar yoga ringan untuk memperlancar sirkulasi darah dan menjaga kebugaran tubuh.
Stres menyebabkan tubuh memproduksi kortisol.
Tubuh akan terus memompa kortisol bila stres yang dialami berkelanjutan.
Saat sedang stres, bisa terjadi perubahan pola makan.
Kita mungkin akan menginginkan makanan manis, asin, dan tinggi lemak karena jenis makanan tersebut menstimulasi otak untuk melepaskan senyawa kimia yang dapat menciptakan rasa bahagia.
Bila stres yang kita rasakan tak kunjung diatasi, maka pola makan bisa makin tidak sehat.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar