GridFame.id - Ini dia 4 bau atau aroma yang bisa jadi tanda ada makhluk halus mengerikan disekitar Anda.
Tak bisa dipungkiri, makhluk halus memang ada di sekitar kita.
Namun keberadaannya tidak bisa diketahui secara langsng.
Sebab, makhluk halus punya alam yang berbeda.
Meaki begitu, banyak orang yang masih tak percaya dengan keberasaan makhluk halus.
Padahal, bisa jadi mereka ada di sekitar Anda.
Meski tidak bisa dilihat secara langsung, makhluk halus terkadang memberikan tanda.
Salah satunya dengan bau-bauan misterius.
Nah, berikut ini adalah 4 bau misterius pertanda ada makhluk halus mengerikan di sekitar Anda.
Apa saja bau yang dimaksud?
Simak sampai tuntas!
Baca Juga: Benarkah Nyanyi di Kamar Mandi Bisa Undang Makhluk Halus? Begini Penjelasannya
Bau tanda makhluk halus
Sebenarnya, banyak sekali bau-bauan yang jadi pertand ada makhluk halus.
Namun, di bawah ini adalah bau-bauan yang paling sering tercium.
Bau yang satu ini menjadi salah satu tanda adanya muncul hantu perempuan.
Apabila kamu mencium aroma ini, namun tidak ada bunga melati di dekat kamu, ini tandanya ada kuntilanak atau hantu perempuan lain yang sedang mendekatimu.
Apabila kamu mencium bau darah, hal ini sering dikaitkan dengan keberadaan wewe gombel.
Mereka biasanya menunjukkan keberadaannya dengan menebarkan semerbak bau darah yang tak jelas dari mana sumbernya.
Selanjutnya, bau yang menandakan adanya makhluk halus yaitu bau bangkai.
Ternyata bau bangkai dipercaya menjadi pertanda adanya kuntilanak disekitar kamu.
Jika kamu tak punya pohon sawo, tapi ada aromanya yang menyengat, bisa jadi itu adalah pertanda keberadaan jin sejenis memedi sawah (hantu sawah) yang sedang singgah di dekat kamu.
Bau singkong bakar padahal kamu tak lagi membakar singkong harus waspada.
Sebab, ini menjadi pertanda adanya makhluk halus yakni genderuwo berada di sekitarmu.
Artikel ini telah tayang di Sonora.id dengan judul 9 Bau Ini Jadi Pertanda Adanya Kuntilanak, Pocong, Genderuwo dan Sekutunya, Pernah Menciumnya?
| Penulis | : | Hani Arifah |
| Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar