Beth Howlett, perwakilan dari produsen Pukka Tea, mengatakan bahwa sebaiknya konsumen tidak memanaskan ulang teh sisa, meski dengan alasan penghematan atau alasan meminimalkan limbah dapur.
"Kami tidak pernah menyarankan konsumen untuk memanaskan teh sisa semalam karena selain aroma dan rasanya bisa berubah, daun teh yang sudah terendam air beberapa jam lamanya sudah riskan ditumbuhi oleh bakteri," ujar Howlett, seperti dilansir dari Lifehacker.
Food Standards Agency (FDA) Inggris, juga menyatakan hal yang kurang lebih sama. Bahwa sangat bahaya memanaskan makanan dan minuman berulang kali karena ada risiko pertumbuhan bakteri di dalam makanan dan minuman tersebut.
Mengutip dari Times of India, memanaskan ulang teh bisa mengurangi aroma, citarasa dan kandungan nutrisi di dalam teh.
Selain itu, ketika teh sudah didiamkan selama kurang lebih 4 jam lamanya, sudah ada risiko pertumbuhan bakteri dan jamur di dalam seduhan teh.
Apalagi jika teh yang ada sudah dicampur dengan susu atau krimer, maka risiko pertumbuhan bakteri akan lebih cepat dibanding teh tanpa campuran apapun.
Memanaskan ulang teh sisa memang bukan langkah yang bijak.
Selain alasan di atas, beberapa kandungan minyak esensial di dalam teh yang berkhasiat menutrisi tubuh juga akan hilang ketika melalui proses pemanasan berulang.
Teh adalah untuk diseduh, bukan direbus. Jadi air dididihkan dahulu, baru kemudian digunakan untuk menyeduh serbuk teh.
Ketika Anda memanaskan ulang teh, maka Anda akan merebus seduhan teh yang sudah jadi dan ini bukanlah cara yang tepat menyajikan teh.
Source | : | TribunKaltim.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar