Dilansir dari cermati.com, cerita tersebut terjadi di tahun 2020.
Awalnya debitur yang bernama Eric ini mendapat nomor telepon mengaku dari CS salah satu bank.
Penelpon tersebut menyebutkan jika Eric terdaftar dalam sebuah layanan bank.
Ketika konfirmasi ke bank bersangkutan, ternyata layanan tersebut tak ada dan Eric menutup nomor nya ke gerai salah satu provider.
Lantaran sang penelpon terus menerornya dan mengirimkan kode OTP.
Setelah menutup nomornya, Eric dibuat kaget karena diam-diam nomornya dikloning.
Kemudian, uangnya di m-banking raib dengan total Rp 399,5 juta.
Nah, berikut ini tips terhindari dari scam online:
Hentikan layanan perbankan saat Anda ganti nomor HP
Hapus atau non-aktifkan sementara atau permanen akun keuangan, seperti dompet digital, e-commerce, paylater. Pastikan sebelumnya, saldo uang sudah kosong
Perbarui nomor HP sebagai nomor verifikasi pengiriman kode OTP pada akun keuangan maupun layanan perbankan jika ganti nomor HP
Rajin perbarui data secara berkala untuk memastikan informasi yang disimpan bank sudah benar
Jangan pernah memberi data pribadi, seperti nomor rekening, user ID, password, kode PIN atau OTP (one time password), CVV kartu kredit kepada siapapun, termasuk pegawai bank. Karena pegawai bank tidak pernah meminta informasi pribadi tersebut.
Jangan meng-klik link apapun pada pesan yang dikirimkan ke nomor HP, apalagi dari nomor tidak dikenal. Agar lebih aman, langsung hapus saja pesan tersebut
Rajin pantau seluruh jenis transaksi melalui mobile banking maupun internet banking
Bila ada transaksi mencurigakan, segera blokir kartu debit atau kartu kredit, serta akun layanan perbankan. Atau langsung blokir rekening lama. Bila perlu buat rekening baru.
Komentar