GridFame.id - Tertarik memiliki usaha atau bisnis kuliner?
Bisnis kuliner menjadi salah satu pilihan peluang usaha yang menjanjikan.
Bagaimana tidak, kebutuhan akan makanan serta minuman sellau ada setiap harinya.
Apalagi banyak ide serta inovasi yang membuat bisnis kuliner lebih banyak pilihan.
Peminat kuliner juga sangat besar, apalagi didukung dengan kecanggihan teknologi masa kini.
Dimana orang bisa beli makanan dan minuman yang diinginkan secara online lewat aplikasi.
Berbagai info soal promo menarik pun bisa langsung ditawarkan melalui media sosial sehingga bukan hal yang sulit lagi untuk mendapatkan target pasar dalam bisnis kuliner.
Akan tetapi sebelum membuka bisnis kuliner, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Salah satunya tentang penentuan gaji karyawan di setiap posisi.
Bagaimana caranya?
Simak ini dia tips menentukan gaji karyawan untuk bisnis kuliner.
Untuk memberikan gaji kepada karyawan merupakan hal yang memerlukan banyak pertimbangan, seperti:
Upah Minimum Regional (UMR) menjadi salah satu pertimbangan utama pebisnis dalam menggaji karyawannya.
UMR memiliki nilai yang tentunya berbeda pada setiap kota, hal ini bergantung pada kepadatan kawasan industri serta kepadatan penduduknya.
Bukan hanya memperhatikan UMR daerah tetapi juga pendapatan atau penghasilan dari bisnis yang dijalankan.
Apabila omset bisnis tidak cukup untuk memberikan gaji sejumlah UMR, maka tidak perlu memaksakannya.
Anda dapat membagi omset bisnis untuk beberapa keperluan pengeluaran bisnis.
Pengeluaran bisnis yang paling sering dijadikan pertimbangan untuk gaji karyawan adalah modal awal, biaya operasional, penyusutan alat dan biaya promosi.
Besar keuntungan bersih yang Anda dapatkan, dapat Anda kurangi dengan biaya-biaya diatas dan sisanya dipergunakan untuk gaji.
Baca Juga: Sepele tapi Fatal! Ini 7 Kesalahan yang Biasa Dilakukan dan Bikin Usaha Cepat Bangkrut
Bisnis kuliner merupakan salah satu bisnis yang memiliki jam kerja yang dinamis, rata-rata beroperasi lebih dari 8 jam sehari.
Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan jam kerja karyawan dalam memberi gaji dan buat aturan tentang itu.
Misalnya tetapkan jam kerja standar untuk mendapatkan gaji pokok, yaitu 8 jam per hari, tetapkan kenaikan gaji setiap satu jam lembur kerja dimana umumnya Rp50.000,00 setiap jam.
Untuk pekerja paruh waktu, tetapkan gaji setengah dari pekerja penuh waktu dan tetapkan sistem shift untuk menghindari adanya lembur atau overtime.
Pada bisnis kuliner, terdapat berbagai posisi karyawan yang berbeda baik fungsi dan tingkatan jabatannya.
Gaji dari masing-masing posisi tersebut tentunya juga akan berbeda tergantung pada beban kerja serta posisi seperti Waitress atau pelayan, Koki atau Chef, Petugas Kasir, Staff Marketing dan Store Supervisor.
Umumnya, pelayan dan petugas kasir memiliki gaji yang sepadan sementara koki dan staff marketing memiliki gaji yang lebih tinggi dari pelayan.
Lalu, store supervisor memiliki gaji yang lebih tinggi dari staff marketing, karena beban kerja lebih besar.
Persentase gaji di atas dapat Anda sesuaikan dengan kondisi bisnis dan harus mempertimbangkan kualifikasi yang karyawan Anda miliki.
Kualifikasi tersebut meliputi lama pengalaman kerja di bidang serupa, adanya sertifikasi kompetensi, dan prestasi relevan yang pernah karyawan capai.
Baca Juga: Pernah Punya Pinjaman Kupedes, Bisakah Beralih ke KUR? Begini Penjelasannya
Melakukan riset gaji sangat diperlukan agar karyawan yang Anda pekerjakan mendapatkan gaji setara dengan karyawan yang bekerja di bisnis kuliner lainnya.
Hal ini adalah bentuk menjaga integritas antara sebuah bisnis dan karyawan, riset gaji dapat Anda lakukan secara online maupun secara langsung dengan cara:
- Melihat gaji posisi sejenis pada platform job portal, seperti LinkedIn, Glints, Indeed, dan Jobstreet.
- Mengunjungi festival job fair yang ada di kota Anda atau secara online.
- Bertanya langsung pada seseorang yang telah bekerja pada posisi yang sama.
Langkah terakhir dalam menentukan nominal gaji karyawan bisnis kuliner adalah berdiskusi untuk negosiasi gaji bersama calon karyawan.
Melakukan negosiasi gaji merupakan salah satu bentuk membangun integritas antara bisnis dan karyawan.
Tetapkan batas atas dan batas bawah agar calon karyawan dapat mengajukan gaji yang sesuai.
Lakukan secara personal dengan bertemu langsung atau melalui aplikasi chatting berdua saja dengan karyawan, agar karyawan tidak terbawa oleh karyawan lain serta tetap menetapkan gaji sesuai dengan kualifikasi dan beban kerja karyawan.
Baca Juga: Pemula Wajib Banget Tahu! Begini Tips Mengelola Hasil Jualan Agar Bisnis Tidak Macet di Tengah Jalan
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar