Jika calon karyawan tidak melakukan penelitian yang memadai tentang perusahaan sebelum wawancara, itu bisa menunjukkan kurangnya minat atau keengganan untuk berinvestasi dalam persiapan yang diperlukan.
Sehingga, rekruter bisa jadi akan langsung mencoret nama Anda dari daftar kandidat.
Jika calon karyawan tidak memenuhi persyaratan kualifikasi yang dijelaskan dalam lowongan pekerjaan, kemungkinan besar mereka akan ditolak.
Penting untuk membaca dengan cermat persyaratan dan memastikan bahwa Anda memenuhinya sebelum melamar.
Ketika calon karyawan terlihat tidak termotivasi atau tidak memiliki semangat yang jelas dalam proses melamar pekerjaan, itu dapat memberikan kesan bahwa mereka tidak akan berkinerja dengan baik atau berkontribusi secara maksimal dalam perusahaan.
Puncak ketepatan waktu dan kedisiplinan adalah hal yang dihargai di dunia kerja.
Jika calon karyawan terlambat datang atau tidak mengikuti jadwal wawancara dengan benar, itu dapat memberikan kesan buruk dan menunjukkan kurangnya komitmen.
Aktivitas media sosial yang tidak pantas atau kontroversial dapat mempengaruhi reputasi calon karyawan.
Perekrut mungkin mencari informasi tentang calon melalui platform media sosial, dan konten yang tidak sesuai dapat mengurangi peluang mereka untuk diterima.
Gaya komunikasi yang tidak profesional, termasuk penggunaan bahasa yang kasar atau tidak sopan dalam email, telepon, atau wawancara, dapat menyebabkan penolakan.
Kebijakan, nilai, dan budaya perusahaan yang dinyatakan secara jelas dalam proses rekrutmen perlu dipertimbangkan oleh calon karyawan.
Jika calon tidak cocok dengan budaya perusahaan yang ada, perekrut mungkin memilih untuk menolaknya.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar