GridFame.id -
Di era digital yang semakin maju ini, penjualan data diri telah menjadi modus penipuan yang cukup umum.
Data diri yang meliputi informasi pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan informasi keuangan menjadi sangat berharga bagi para penjahat siber.
Penjualan data diri telah menjadi modus penipuan yang serius di era digital ini.
Dengan pemahaman tentang berbagai modus operandi yang digunakan oleh penjahat siber.
Serta dengan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri kita dari ancaman ini.
Penting untuk tetap waspada dan berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi.
Dan juga terus memperbarui pengetahuan tentang praktik keamanan siber yang terkini.
Untuk menjaga diri kita dan privasi kita tetap aman di dunia digital yang semakin kompleks ini.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa modus operandi yang digunakan dalam penipuan melalui penjualan data diri.
Selain itu juga, bagaimana kita dapat melindungi diri kita dari ancaman ini.
1. Peretasan Data
Salah satu modus operandi yang paling umum adalah peretasan data, di mana penjahat siber mengakses basis data yang berisi informasi pribadi dari lembaga atau perusahaan.
Mereka dapat menjual data diri yang berhasil mereka dapatkan kepada pihak yang tidak bertanggung jawab, yang kemudian dapat memanfaatkannya untuk kegiatan penipuan, pencurian identitas, atau serangan siber lainnya.
2. Dark Web dan Pasar Gelap Digital
Di dalam dark web, ada pasar gelap digital di mana data diri dapat dibeli dan dijual secara ilegal.
Penjahat siber sering kali menggunakan mata uang kripto seperti Bitcoin untuk menjaga anonimitas mereka.
Pada pasar gelap digital ini, pembeli dapat memperoleh data diri lengkap atau bahkan "paket identitas" yang mencakup informasi yang cukup untuk melakukan penipuan yang serius.
3. Phishing dan Social Engineering
Penjahat siber juga menggunakan metode phishing dan social engineering untuk mendapatkan data diri.
Mereka mengirim email atau pesan palsu yang mengaku berasal dari institusi terpercaya seperti bank atau penyedia layanan, dengan tujuan untuk memancing orang agar memberikan informasi pribadi mereka seperti username, password, atau nomor kartu kredit.
Data diri yang diperoleh kemudian dapat dijual kepada pihak ketiga.
4. Aplikasi dan Layanan yang Meragukan
Ada juga aplikasi dan layanan yang mencuri data diri pengguna secara diam-diam.
Beberapa aplikasi yang tampaknya tidak berbahaya dapat meminta izin akses ke informasi kontak, galeri foto, atau lokasi pengguna.
Informasi ini kemudian dapat disalahgunakan atau dijual kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan pengguna.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar