Penyerang akan meminta Anda untuk memasukkan data sensitif seperti nama pengguna, kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi keuangan lainnya.
Perusahaan yang sah tidak akan meminta Anda untuk memberikan informasi ini melalui email atau tautan yang tidak aman.
Jadi, hati-hati terhadap permintaan semacam ini dan pastikan untuk selalu memverifikasi sumbernya sebelum memberikan informasi pribadi.
Penyerang sering menggunakan taktik psikologis untuk memancing korban mereka.
Mereka mungkin mengirim pesan yang mendesak, mengancam, atau menakut-nakuti Anda agar mengklik tautan segera tanpa berpikir panjang.
Misalnya, pesan phishing mungkin mengklaim bahwa akun Anda akan dinonaktifkan kecuali Anda mengklik tautan dan memasukkan informasi login Anda.
Jika Anda merasa terdesak atau tertekan, jangan langsung merespons pesan tersebut.
Periksa dengan hati-hati keaslian pesan dan verifikasi melalui saluran komunikasi resmi sebelum mengambil tindakan apa pun.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Selain Phising dan Scam, Ini 5 Modus Penipuan yang Bisa Sedot Saldo E-Wallet
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar