GridFame.id - Ini beberapa metode melunasi utang pinjol yang menumpuk.
Punya utang pinjol menumpuk tentunya jadi beban tersendiri.
Apalagi kalau utangnya ada di banyak aplikasi pinjol.
Tak sedikit yang sampai stres gegara terlilit utang.
Namun, semua masalah pasti ada solusinya.
Termasuk utang pinjol yang menumpuk.
Ada beberapa metode melunasi utang yang selama ini digunakan banyak orang.
Mulai dari yang paling aman hingga yang punya risikonya tinggi.
Penasaran apa saja metode melunasi utang yang dimaksud?
Simak sampai tuntas!
Melansir dari video TikTok Roy Shakti dan beberapa sumber lainnya, berikut ini adalah 3 metode lunasi utang pinjol menumpuk.
Metode melunasi utang yang pertama adalah meminta keringanan atau restrukturisasi.
Cara yang satu ini adalah cara yang paling aman.
Soalnya, debitur cuma perlu meminta keringanan bayar utang kepada pinjol.
Biasanya, keringanan yang diberikan berupa perpanjangan tenor.
Setelah mendapatkan perpanjangan tenor, tagihan bulanan Anda bisa jauh lebih rendah.
Namun, tentu saja Anda harus menanggung bunga tambahan sampai tenor selesai.
Metode melunasi utang pinjol menumpuk yang satu ini juga sering digunakan oleh para debitur.
Baca Juga: 5 Risiko Berbahaya Bagi Debitur yang Nekat Melunasi Utang Pinjol Menumpuk dengan Cara Galbay
Cut loss sendiri artinya menunda pembayaran sampai terkumpul uang sejumlah utang pokok.
Kemudian, negosiasi dengan pinjol agar bisa bayar utang pokoknya saja.
Banyak yang berhasil lepas dari utang pinjol dengan metode ini.
Namun, metode ini cukup berisiko karena Anda bakal berurusan dengan debt collector setiap harinya.
Terakhir adalah metode top up atau gali lubang tutup lubang.
Yakni mencari pinjaman dengan bunga yang lebih rendah untuk menutup utang sebelumnya.
Metode yang satu ini sangat berisiko dan tidak disarankan.
Soalnya, cuma orang-orang tertentu yang bisa menggunakan metode ini dengan bijak.
Baca Juga: Benar-Benar Sudah Gak Kuat Bayar? Begini Cara Melunasi Utang Pinjol Tanpa Bayar Bunganya
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar