GridFame.id - Ini beberapa modus penipuan DC pinjol yang bikin debitur makin terlilit utang.
Belakangan banyak sekali kasus penipuan yang terjadi.
Modus yang digunakan pun sangat beragam.
Salah satunya adalah penipuan yang dilakukan oleh DC pinjol nakal.
Ya, meski dari pinjol legal, tidak ada jaminan DC benar-benar amanah dan menaati aturan.
Terbukti banyak sekali DC pinjol legal yang melakukan penipuan.
Tentunya hal ini sangat merugikan pihak debitur.
Modus penipuan yang dilakukan oknum DC pinjol nakal ini sangat beragam.
Agar tidak tertipu, Anda wajib tahu setidaknya 3 modus yang paling sering digunakan.
Apa saja modus yang dimaksud?
Simak sampai tuntas!
Merangkum dari kanal YouTube Fintech ID dan beberapa sumber lainnya, berikut beberapa modus penipuan DC pinjol yang paling banyak memakan korban.
Jangan langsung percaya begitu saja jika ada DC pijol menawarkan keringanan utang.
Soalnya, yang berhak memberikan keringanan adalah pihak pinjol bukan DC.
Banyak sekali debitur yang sudah jadi korban penipuan dengan modus ini.
Mulanya DC akan memberikan info jika utang Anda akan dihapuskan bunga dan dendanya.
Jadi, Anda hanya diwajibkan bayar pokoknya saja.
Biasanya, DC pinjol akan meminta debitur membayar utang dengan bunga dan denda yang sudah dihapuskan secepatnya dan dengan uang cash.
Namun, setelah uang diberikan, DC kabur dan uang tersebut tidak pernah disetorkan ke pihak pinjol.
Sehingga, korban akan kehilangan uangnya, sementara tagihan dan denda akan terus berjalan.
Modus selanjutnya adalah modus titip bayar.
Oknum DC pinjol nakal biasanya menawarkan penitipan pembayaran lewat mereka secara cash.
Namun, alih-alih dibayarkan ke pinjol, uang tersebut justru akan dibawa kabur.
Tak sedikit DC pinjol yang memberikan link pembaruan data seolah-olah dari pihak pinjol.
Data-data yang diminta ini biasanya adalah data pribadi yang seharusnya dirahasiakan.
Setelah mendapatkannya, DC pinjol nakal tersebut akan membobol akun pinjol Anda dan menggasak limit yang masih tersisa.
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar