Salah satu konsekuensi utama dari gagal membayar utang pinjol meskipun telah meminta keringanan adalah adanya denda dan bunga tambahan.
Pinjol biasanya akan menerapkan bunga harian atau mingguan yang tinggi, dan ketika pembayaran terlambat, jumlah ini akan terus bertambah. Denda juga dapat diterapkan, membuat jumlah utang semakin besar.
Ini dapat memperburuk masalah finansial peminjam dan membuatnya semakin sulit untuk melunasi utang mereka.
Setelah peminjam gagal membayar meskipun telah meminta keringanan, pinjol dapat mengintensifkan upaya penagihan.
Ini dapat mencakup panggilan telepon yang terus-menerus, pesan teks, atau bahkan kontak dengan keluarga dan teman peminjam.
Praktik penagihan yang agresif ini dapat menyebabkan stres dan tekanan emosional yang signifikan bagi peminjam.
Dalam beberapa kasus ekstrem, jika peminjam gagal membayar utang mereka bahkan setelah meminta keringanan, pinjol dapat mengambil tindakan hukum.
Baca Juga: Peluang Di-acc Tinggi! Ini 5 Waktu yang Tepat Kalau Mau Ajukan Keringanan Pinjol
Ini bisa berarti penyitaan aset pribadi peminjam atau mengajukan gugatan hukum terhadap mereka.
Proses hukum ini dapat menghasilkan biaya tambahan yang signifikan dan dapat merusak reputasi peminjam.
Gagal membayar utang pinjol dapat menyebabkan pencatatan negatif di lembaga kredit seperti Biro Informasi Kredit (BIK) atau lembaga serupa di negara masing-masing.
Ini dapat memengaruhi kemampuan peminjam untuk mendapatkan kredit di masa depan atau bahkan dapat menghambat peluang mereka dalam hal pekerjaan dan perumahan.
Selain dampak finansial, gagal membayar utang pinjol juga dapat berdampak pada kesejahteraan psikologis peminjam.
Stres, kecemasan, dan depresi dapat timbul akibat tekanan yang ditimbulkan oleh situasi keuangan yang sulit.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Enggak Kuat Bayar Cicilan Leasing Gegara Denda Menumpuk? Begini Cara Agar Dapat Keringanan
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Hani Arifah |
Komentar