Biaya awal untuk membeli franchise mungkin tinggi, termasuk biaya lisensi dan royalti.
Operasional harian seperti biaya bahan baku, gaji karyawan, dan sewa lokasi juga perlu dipertimbangkan.
Franchisee akan sangat tergantung pada citra dan reputasi merek pemberi lisensi.
Fluktuasi popularitas merek dapat mempengaruhi kinerja bisnis secara signifikan.
Industri makanan cepat saji bersaing ketat, dengan banyak pesaing di pasar.
Menarik dan mempertahankan pelanggan dapat menjadi tantangan, terutama jika daerah setempat memiliki banyak opsi makanan cepat saji.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Franchise selain Makanan yang Cepat Balik Modal
Franchisee perlu mematuhi standar dan regulasi tertentu yang ditetapkan oleh pemberi lisensi.
Perubahan peraturan atau inspeksi ketat dapat berdampak pada operasional dan biaya tambahan.
Franchisee mungkin memiliki keterbatasan dalam merancang menu atau strategi pemasaran, karena harus mematuhi panduan dari pemberi lisensi.
Ketergantungan pada pemasok tunggal atau kelangkaan bahan baku dapat memengaruhi kelancaran operasional.
Produk makanan cepat saji dapat memiliki siklus hidup pendek, dan tren konsumen dapat berubah secara cepat.
Kegagalan beradaptasi dengan tren dapat mengakibatkan penurunan penjualan.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Simak 5 Rekomendasi Franchise Makanan Terlaris di Indonesia dengan Modal Murah
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Hani Arifah |
Komentar