GridFame.id - Apakah ada dari Anda yang tertarik pakai jasa joki pinjol?
Kalau ada, sebaiknya simak artikel ini sampai habis agar tak menyesal.
Joki galbay pinjol belakangan makin banyak bermunculan.
Terutama di TikTok, Instagram, dan Twitter.
Meski sudah tahu kalau jasa tersebut ilegal, masih banyak yang nekat menggunakan.
Apalagi joki galbay sering kali memberikan penawaran yang menggiurkan.
Misalnya menawarkan paket pencairan hingga puluhan juta.
Bagi orang awam yang sedang butuh uang, tawaran semacam itu tentunya sangat menggiurkan.
Namun, bagi yang belum terlanjur, sebaiknya jangan sampai terima tawaran tersebut.
Soalnya, ada beberapa hal yang tak masuk akal dari penawaran tersebut.
Simak uraian selengkapnya di sini!
Banyak sekali joki galbay pinjol yang menawarkan paket pencairan.
Misalnya dengan membayar 500 ribu, uang bisa cair belasan atau puluhan juga rupiah.
Bahkan, ada pula penjoki yang menawarkan pencairan pakai data fake jika mau bayar lebih.
Namun, jika ditelaah lagi, ada beberapa hal yang tidak masuk akal.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut 2 hal yang tak masuk akal dari penawaran paket pencairan joki galbay pinjol.
Hal tak masuk akal yang pertama adalah joki galbay tahu uang yang akan cair.
Secara logika, limit pencairan pinjaman tiap orang berbeda-beda.
Baik pinjol legal atau ilegal, limit yang disediakan disesuaikan dengan data yang dimasukkan.
Jadi, kalau ada yang menawarkan paket pencairan, sudah pasti penipuan.
Apalagi yang menawarkan pencairan sampai dengan puluhan juta rupiah.
Ketika mengajukan pinjaman di pinjol, ada beberapa tahapan yang harus dilalui.
Mulai dari memasukkan data hingga melakukan verifikasi.
Ini tidak bisa dilakukan jika tidak menggunakan data pribadi.
Kalau Anda menerima tawaran tersebut, Anda hanya akan membuang-buang uang saja.
Soalnya, oknum nakal tersebut cuma mau mendapatkan uang Anda saja.
Semoga informasinya bermanfaat!
Baca Juga: Gak 100% Aman! Ternyata Begini Cara Joki Galbay Pinjol Back Up Debitur dari Penagihan Pinjol Ilegal
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Hani Arifah |
Komentar