GridFame.id -
Franchise telah menjadi model bisnis yang populer di seluruh dunia karena memberikan peluang kepada individu untuk memiliki dan mengoperasikan bisnis dengan memanfaatkan merek yang sudah terbukti sukses.
Konsepnya melibatkan pemberian lisensi kepada individu atau pihak lain (franchisee) untuk menjalankan bisnis dengan menggunakan merek, sistem, dan dukungan dari pemilik merek atau perusahaan utama (franchisor).
Ini mencakup berbagai industri mulai dari makanan dan minuman, ritel, layanan keuangan, hingga perawatan kesehatan dan kebugaran.
Satu keuntungan utama dari sistem franchise adalah model bisnis yang sudah teruji.
Sebagai franchisee, Anda tidak perlu memulai bisnis dari nol.
Anda akan menerima bimbingan, pelatihan, serta panduan operasional yang telah terbukti berhasil dari franchisor.
Ini dapat membantu mengurangi risiko kegagalan yang sering terjadi pada bisnis yang dimulai dari awal.
Salah satu aspek kunci dari sistem franchise adalah brand recognition yang sudah mapan.
Franchise sendiri tak hanya makanan namun juga bisa minuman.
Keduanya, sama-sama diminati oleh pebisnis yang baru merintis usaha.
Antara franhise makanan dan minuman, mana kira-kira yang lebih menguntungkan?
Baca Juga: Ini Dia Usaha Rumahan dengan Untung Besar Tapi Modal Kecil Cuma Rp 50 Ribuan!
Franchise makanan memiliki sejumlah keuntungan yang dapat menarik minat calon pengusaha. Salah satunya adalah permintaan yang konsisten dari konsumen.
Manusia akan selalu membutuhkan makanan dan kebutuhan tersebut menjadi kebutuhan pokok.
Makanan juga memiliki keragaman yang sangat luas, mulai dari makanan cepat saji hingga restoran fine dining.
Ini memberikan peluang bagi pengusaha untuk menyesuaikan pilihan usaha mereka dengan preferensi dan permintaan lokal.
Brand awareness yang tinggi juga menjadi salah satu faktor penting, banyak franchise makanan yang sudah memiliki reputasi yang mapan, sehingga memungkinkan pemilik waralaba mendapatkan dukungan dari brand recognition yang sudah ada.
Dukungan dari franchisor dalam hal pelatihan, pemasok, dan panduan operasional juga dapat memberikan keunggulan bagi pemilik franchise makanan.
Persaingan yang ketat di pasar makanan bisa menjadi salah satu masalah utama.
Ketersediaan opsi makanan yang beragam seringkali membuat persaingan menjadi sangat sengit.
Selain itu, biaya awal yang diperlukan untuk memulai bisnis makanan juga cenderung tinggi karena peralatan, persediaan, dan lokasi yang baik seringkali memerlukan investasi yang signifikan.
Franchise minuman juga memiliki daya tarik tersendiri, salah satu keuntungannya adalah margin keuntungan yang bisa lebih tinggi.
Produk minuman seringkali memiliki harga jual yang lebih tinggi daripada produk makanan dengan biaya bahan baku yang cenderung lebih rendah.
Minuman juga memiliki siklus konsumsi yang relatif lebih sering, yang berarti peluang untuk penjualan ulang atau pembelian berkala oleh pelanggan cenderung lebih tinggi.
Inovasi dalam produk minuman juga lebih cepat dan lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan inovasi dalam makanan.
Franchise minuman bisa lebih fleksibel dalam menyesuaikan menu dan menciptakan tren baru untuk menarik pelanggan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh franchise minuman adalah musimanitas dari beberapa produk minuman.
Beberapa minuman bisa menjadi tren musiman dan memiliki popularitas yang fluktuatif, yang dapat mempengaruhi stabilitas pendapatan dari waktu ke waktu.
Selain itu, bergantung pada jenis minuman, biaya peralatan khusus seperti mesin kopi atau perlengkapan khusus juga bisa menjadi investasi awal yang signifikan.
Dalam mengevaluasi mana yang lebih menguntungkan antara franchise makanan dan minuman, tidak ada jawaban pasti karena keuntungan dan tantangannya masing-masing.
Keputusan tergantung pada berbagai faktor seperti lokasi, pasar, investasi awal, preferensi pribadi, dan ketersediaan modal.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Cuma Rp 3 Jutaan, 5 Rekomendasi Franchise Kebab dengan Modal Terjangkau
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar