Nama lengkap dan alamat kedua belah pihak, serta rincian kontak yang jelas seperti nomor telepon dan alamat email.
Rincian tentang apa yang diharapkan dari influencer, termasuk jenis konten yang akan dibuat, platform media sosial yang akan digunakan, dan jangka waktu kerja sama.
Jelaskan dengan jelas apa yang diharapkan dari masing-masing pihak, termasuk deliverables dari influencer, serta pembayaran atau kompensasi yang akan diterima dalam pertukaran konten yang diproduksi.
Tentukan jumlah dan waktu pembayaran, apakah itu dalam bentuk uang tunai, produk, atau layanan lainnya, jelaskan juga apakah ada biaya tambahan atau insentif lainnya yang terkait dengan kinerja atau hasil kerja.
Tentukan hak cipta atas konten yang dihasilkan, apakah konten tersebut tetap dimiliki oleh influencer atau menjadi milik pemilik usaha, serta apakah ada izin untuk penggunaan ulang atau modifikasi konten.
Jelaskan apa yang akan terjadi jika salah satu pihak gagal memenuhi kewajibannya, termasuk sanksi atau pembatalan kerja sama, serta tanggung jawab hukum jika terjadi perselisihan atau pelanggaran kontrak.
Tentukan kondisi di mana kontrak dapat diakhiri oleh salah satu pihak, misalnya jika ada pelanggaran serius atau jika salah satu pihak ingin mengakhiri kerja sama.
Tentukan apakah ada informasi rahasia atau rahasia dagang yang harus dijaga kerahasiaannya, serta peraturan tentang penggunaan data pribadi atau informasi sensitif lainnya.
Tentukan yurisdiksi hukum yang berlaku dalam penyelesaian sengketa atau perselisihan yang mungkin timbul dari kontrak kerja sama.
Terakhir, pastikan bahwa kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak dan mencantumkan tanggal efektif kerja sama dimulai.
Semua ketentuan ini harus dirumuskan secara jelas dan mudah dimengerti oleh kedua belah pihak.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Beda Konten Beda Harga, Ternyata Ini 7 Elemen yang Masuk dalam Rate Card Influencer
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar