GridFame.id - Bisnis mesin ATM telah menjadi salah satu industri yang berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi keuangan.
Mesin ATM (Automated Teller Machine) memberikan kemudahan bagi nasabah bank untuk melakukan transaksi perbankan tanpa perlu datang ke kantor cabang.
Bisnis ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari pembuatan dan distribusi mesin ATM hingga penyediaan layanan perbankan melalui mesin tersebut.
Bisnis mesin ATM dimulai dengan pembuatan dan distribusi mesin tersebut.
Perusahaan-perusahaan teknologi keuangan atau perbankan bekerja sama dengan produsen mesin ATM untuk memproduksi dan mendistribusikan mesin-mesin tersebut ke lokasi-lokasi strategis seperti pusat perbelanjaan, pusat transportasi, dan area perkantoran.
Kunci keberhasilan bisnis mesin ATM adalah penempatan yang strategis.
Penempatan di lokasi dengan volume lalu lintas yang tinggi, seperti pusat perbelanjaan atau stasiun kereta, dapat meningkatkan penggunaan mesin ATM dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar bagi pemilik mesin.
Setelah dipasang, mesin ATM memerlukan perawatan dan pemeliharaan rutin agar tetap berfungsi dengan baik.
Bisnis perawatan dan pemeliharaan mesin ATM melibatkan teknisi yang terampil untuk melakukan pemeriksaan berkala dan perbaikan jika diperlukan.
Seperti seorang mantan polisi ini, sukses meraup keuntungan hingga Rp 187 miliar.
Berikut ini trik jika ingin berbisnis mesin ATM.
Baca Juga: Warganet Bocorkan 4 Paylater Ini Debt Collectornya Paling Ngeri
Melansir dari Kompas.com, Paul Alex, mantan polisi asal Amerika Serikat ini berhasil menjadi miliarder di usia 35 tahun.
Paul memulai karier di usia 29 tahun sebagai polisi yang bertugas dalam satuan narkotika di San Francisco Bay Area pada 2017.
Pada 2021, Paul Alex keluar dari kepolisian dan memulai bisnisnya di bidang penyedia mesin ATM.
Bisnis itulah yang menjadikan Paul sebagai miliarder dengan pendapatan jutaan dollar AS.
Mendirikan bisnis sendiri Paul mulai menekuni bisnis mesin ATM sebagai pekerjaan sampingan pada 2018.
Di Maret 2021, dia berhenti bekerja sebagai polisi dan fokus bisnis.
Dalam waktu singkat, Paul memiliki 30 mesin ATM dan menghasilkan jutaan dollar setiap tahun. Dia kemudian membentuk perusahaan sendiri bernama ATMTogether.
Bisnis ini memberikan layanan yang menawarkan investasi ke mesin ATM.
Dari Januari 2021 hingga April 2023, dia mendapatkan laba bersih sekitar 3,5 juta dollar AS atau Rp 54,7 miliar lewat ATMTogether.
Dia juga mendirikan perusahaan lain Merchant Task Force yang menyediakan layanan kartu kredit. Perusahaan ini mendapat laba bersih sebesar 742.000 dollar AS atau Rp 11,6 miliar selama periode yang sama.
Baru-baru ini, dia mulai sering mempromosikan bisnis ATM Bitcoin di platform-nya.
Baca Juga: 6 Ide Bisnis Makanan Pedas yang Laris Manis dan Untung Besar
Bisnis baru ini memberikan layanan pembelian alat tukar Bitcoin dan kini ia dia memiliki lebih dari 12 juta dollar AS atau Rp 187,4 miliar di bank.
Kesuksesan itu juga membuatnya aktif mengajak orang-orang untuk memulai bisnis investasi.
1. Hal pertama yang menjadi pertimbangan bagi pengusaha yang ingin menjalankan bisnis mesin ATM adalah apakah ingin membeli franchise atau memulai perusahaan sendiri.
2. Setelah memutuskan antara membeli franchise atau memulai bisnis sendiri, berikutnya tulislah rencana bisnis.
Rencana harus mencakup riset pasar dan industri, informasi tentang peran kunci dalam perusahaan, dan proyeksi keuangan.
3. Setelah memiliki rencana bisnis, langkah berikutnya mencari pendanaan dengan mendapatkan pinjaman dan investor.
Jika memutuskan bahwa pinjaman bisnis adalah pilihan terbaik, cari informasi tentang penyedia pinjaman yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Hal yang perlu dilakukan berikutnya adalah menemukan lokasi penempatan mesin ATM yang tepat.
5. Apabila memilih untuk mendirikan perusahan bisnis mesin ATM sendiri, siapkan aspek hukum bisnis ATM mulai dari mengurus izin usaha dari pemerintah dan sebagainya.
Baca Juga: Bisa Persiapan dari Sekarang! Ini yang Harus Dilakukan Kalau Mau Buka Bisnis Katering saat Lebaran
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar