Berikut beberapa penyebabnya:
Memberikan diskon yang terlalu besar atau melakukan penurunan harga yang signifikan dapat mengurangi margin keuntungan secara substansial.
Jika biaya produk tidak dapat ditutupi oleh peningkatan volume penjualan yang dihasilkan oleh promo tersebut, penjual bisa mengalami kerugian.
Promo yang diluncurkan tanpa perencanaan yang matang atau analisis pasar yang memadai mungkin tidak mencapai target penjualan yang diharapkan, hal ini bisa berdampak negatif pada laba penjual.
Jika promo tidak ditujukan kepada target pasar yang tepat atau tidak mengikuti preferensi dan kebutuhan pelanggan, hasilnya mungkin tidak optimal.
Ini bisa menyebabkan kurangnya minat dari pelanggan atau respons yang rendah terhadap promo.
Promo yang memerlukan biaya operasional tambahan, seperti biaya pemasaran yang tinggi atau logistik yang rumit, mungkin tidak memberikan keuntungan yang cukup besar untuk menutupi biaya tersebut.
Baca Juga: Simak Tips Buka Toko Kelontong, Mulai dari Cari Supplier Hingga Promosi
Jika penawaran promo tidak dapat bersaing dengan promo dari pesaing lainnya, pelanggan mungkin memilih untuk berbelanja di tempat lain meskipun ada promo yang ditawarkan oleh penjual.
Terlalu sering meluncurkan promo bisa menyebabkan pelanggan menjadi kurang sensitif terhadap penawaran tersebut.
Selain itu, hal ini juga bisa merusak persepsi pelanggan tentang nilai produk atau merek.
Penting bagi penjual untuk melakukan evaluasi yang cermat sebelum meluncurkan promo, memastikan bahwa promo tersebut dapat memberikan keuntungan yang diharapkan dan meminimalkan risiko kerugian.
Dengan perencanaan yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang pasar dan target pasar, penjual dapat menghindari potensi kerugian dari promo yang diluncurkan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Baca Juga: Mau Usaha Konter HP Pasca Lebaran? Pakai 7 Trik Promosi Ini Biar Laris Manis
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar