SBN terdiri dari berbagai jenis, seperti Obligasi Negara, Sukuk Negara, dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Setiap jenis memiliki karakteristik dan risiko yang berbeda.
Misalnya, obligasi negara memiliki jangka waktu tertentu dengan pembayaran bunga tetap, sedangkan sukuk negara didasarkan pada prinsip bagi hasil dan umumnya lebih cocok bagi investor yang mencari instrumen yang sesuai dengan prinsip syariah.
Meskipun dianggap sebagai investasi yang relatif aman, SBN tetap memiliki risiko.
Risiko utamanya adalah risiko suku bunga dan risiko kredit.
Risiko suku bunga terkait dengan perubahan suku bunga yang dapat mempengaruhi harga pasar SBN, sementara risiko kredit berkaitan dengan kemungkinan pemerintah gagal membayar kembali pokok dan bunga pada waktu yang telah ditentukan.
Sebelum memutuskan untuk berinvestasi dalam SBN, penting untuk mempertimbangkan jangka waktu investasi Anda.
Baca Juga: Simak 6 Bisnis yang Cocok Untuk Investasi Jangka Panjang
SBN memiliki beragam jangka waktu, mulai dari pendek hingga panjang.
Jangka waktu investasi yang lebih pendek umumnya lebih cocok untuk kebutuhan dana darurat atau kebutuhan kas jangka pendek, sementara jangka waktu yang lebih panjang dapat cocok untuk tujuan investasi jangka panjang, seperti pensiun.
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Hani Arifah |
Komentar