Saat ini, mayoritas perangkat elektronik termasuk HP menggunakan baterai lithium-ion (Li-ion) atau lithium-polymer (Li-po).
Baterai ini memiliki karakteristik dan kebutuhan pemeliharaan yang berbeda dibandingkan baterai generasi sebelumnya.
- Reaksi Kimia yang Berbeda: Baterai Li-ion dan Li-po bekerja berdasarkan reaksi kimia yang lebih kompleks dibandingkan baterai NiCd dan NiMH.
Suhu ekstrem, baik terlalu panas maupun terlalu dingin, dapat merusak komponen internal baterai.
- Risiko Kerusakan Fisik: Pada suhu di bawah titik beku, komponen-komponen elektrolit di dalam baterai Li-ion dapat membeku, yang berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada struktur internal baterai.
Penelitian menunjukkan bahwa suhu rendah memang dapat memperlambat degradasi baterai, namun juga dapat menyebabkan masalah lain, seperti:
1. Penurunan Kapasitas Sementara: Pada suhu dingin, baterai mungkin mengalami penurunan kapasitas sementara karena reaksi kimia yang melambat.
2. Pembekuan Elektrolit: Elektrolit dalam baterai bisa membeku pada suhu di bawah nol, yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan internal dan kerusakan sel baterai.
3. Kondensasi Air: Saat baterai diambil dari freezer ke suhu ruangan, kondensasi dapat terjadi, yang berisiko menyebabkan korosi atau korsleting.
Banyak studi telah dilakukan untuk memahami perilaku baterai lithium-ion pada berbagai suhu. Sebuah studi oleh Battery University mengungkapkan bahwa baterai Li-ion sebaiknya disimpan pada suhu yang stabil dan tidak ekstrem.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar