- Saat Kondisi Ekonomi Tidak Stabil: Sejarah menunjukkan bahwa harga emas cenderung naik selama periode ketidakstabilan ekonomi.
Sebagai contoh, selama krisis keuangan global tahun 2008, harga emas melonjak karena investor mencari aset yang lebih aman.
- Ketika Suku Bunga Rendah: Suku bunga yang rendah meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi.
Hal ini karena emas tidak memberikan bunga atau dividen, sehingga biaya peluang untuk menahan emas lebih rendah ketika suku bunga turun.
- Selama Periode Inflasi Tinggi: Ketika inflasi meningkat, harga emas cenderung naik sebagai bentuk perlindungan terhadap penurunan nilai mata uang.
Oleh karena itu, jika ada tanda-tanda inflasi yang meningkat, ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk membeli emas.
- Saat Terjadi Ketegangan Geopolitik: Ketegangan geopolitik sering kali mendorong investor untuk mencari aset yang aman, seperti emas.
Jika ada konflik atau ketidakstabilan politik yang signifikan, harga emas biasanya akan naik.
- Mengikuti Siklus Musiman: Ada pola musiman dalam harga emas yang bisa diamati.
Misalnya, harga emas cenderung naik menjelang musim pernikahan di India karena tingginya permintaan untuk perhiasan emas.
Baca Juga: Simak 5 Ciri-ciri Investasi Bodong yang Banyak Menjerat Masyarakat
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar