Find Us On Social Media :

Tak Hanya di Jawa, Krisis Air hingga Kekurangan Pangan Akan Jadi Mimpi Buruk Pemanasan Global

Musim Hujan Bakal Terlambat, Ini Saran BMKG untuk Antisipasi Kekeringan

Tujuh puluh satu persen bumi memang tertutup air. Tapi itu air laut. Air tawar hanya tersedia sekitar dua persen di antaranya.

Yang bisa diakses, maksimal satu persen. Sisanya berbentuk bongkahan es atau gletser.

Sementara menurut hitung-hitungan National Geographic, hanya 0,007 persen air tawar yang tersedia di planet ini.

Jumlah yang tak banyak itu digunakan untuk menghidupi tujuh miliar manusia dan jutaan spesies yang saat ini menghuni bumi.

Dikutip dari The Uninhabitable Earth: Life After Warming (2019), empat miliar manusia atau dua per tiga populasi saat ini sudah hidup di wilayah yang mengalami kekeringan setidaknya satu bulan tiap tahunnya.

Baca Juga: Kekayaannya Capai Rp 37,5 Miliar dan Hartanya Tak Habis hingga 7 Turunan, Siapa Sangka Ari Askhara Ternyata Orang Terkaya Seantero Bali, Ini Penampakan Rumah Mewahnya

Sekitar 10 tahun dari sekarang, kebutuhan air akan melampaui suplainya hingga 40 persen.

Berdasarkan penelitian Bank Dunia, ketersediaan air bersih di kota-kota di seluruh dunia akan turun hingga dua per tiga.

Di banyak negara di benua Afrika, warganya terpaksa hanya mengonsumsi 20 liter air sehari untuk makan dan mandi.

Jumlah yang sama ketika kita mandi dengan shower selama 1,5 menit.

Tak sampai setengah dari jumlah ideal yang disarankan.

Tahun depan, diprediksi 250 juta penduduk Afrika bakal menghadapi krisis air akibat perubahan iklim.

Di tahun 2050, satu miliar orang di Asia akan hidup dalam kekeringan air. Di seluruh dunia, jumlahnya mencapai lima miliar menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).