Setelah itu, terlihat Panji Petualang melepaskan sandal yang ada di tangan kanannya, lalu menggunakan tangan kanannya itu untuk memegang kepala bayi ular kobra yang ditekan.
Saat dipegang kepalanya terlihat bayi ular kobra itu tak berkutik.
Menurut Panji Petualang, bahaya dari ular kobra itu serangannya sehingga yang aman untuk menanganinya, yakni memegang bagian kepalanya.
"Bahaya ular ini serangan, yang aman itu pegang ular itu kepalanya, bagian bahaya dari ular kepalanya," ujar Panji Petualang.
Ia juga menjelaskan, mulut ular kobra itu berbahaya karena memiliki bisa. Terlebih ular kobra bisa menyemburkan bisa.
"Bagian bahaya ada di mulutnya. ada bisa di dalam mulutnya, bisa bahaya ketika ular menggigit, cuma kobra bisa nyembur," kata Panji Petualang.
Walaupun begitu Panji Petualang mengingatkan tak boleh sembarangan saat mengatasi adanya teror ular kobra.
"Intinya megangnya harus safety enggak boleh sembarangan," ujarnya.
Bagi Anda harus hati-hati jika menemukan ular. Anda bisa menghubungi atau meminta tolong orang profesional jika tak mengerti teknik untuk menangkap ular karena berbahaya jika kena gigitannya.
Teror Ular Kobra di Purwakarta
Teror ular kobra menghantui masyarakat di musim hujan ini. Di beberapa daerah Jawa Barat, warga sudah mendapati ada ular kobra berkeliaran.
Teranyar, di Purwakarta, juga ditemukan ular berbisa tersebut.
Menurut laporan Jurnalis Kompas TV, Gus Muhammad, di kanal YouTube Kompas TV, pihak Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Purwakarta sudah empat kali melakukan evakuasi terkait temuan ular kobra.
Terakhir, petugas mengevakuasi ular kobra di rumah warga, tepatnya di Gang Lodaya RT 06 RW 01 Kampung Baru, Kecamatan Purwakarta,
Meski sudah beberapa kali melakukan evakuasi, pihak Damkar menduga masih ada satu induk ular kobra yang berkeliaran.
Karena itu, warga pun masih khawatir dan dihantui keberadaan ular itu.