Korban Buka Suara
Faldian (40) satu di antara ribuan korban investasi bodong berbasis aplikasi 'Memiles' yang dijalankan 'PT Kam and Kam' mengungkap, sistem member di dalam bisnis itu sifatnya berjenjang.
Ia menerangkan, struktur tertinggi dimulai dari Level Master, kemudian Level Leader, lalu Level Agen, dan terakhir Level Member.
"Kan perusahaan baru akan cari orang, yang masuk akan jadi masternya. Kemudian masternya cari orang baru lagi, ayo siapa yang jadi leader," ujarnya seraya duduk bersilah di emperan Gedung Tri Brata Mapolda Jatim, Jumat (3/1/2020)
Menurut Faldian, penentuan seorang member bisa menempati struktur level tertinggi di atas Level Member, dilihat berdasarkan jumlah nominal Top Up yang dibayarkan selama menggunakan aplikasi 'MeMiles'.
"Misalnya mau jadi agen, terus top up 5 juta, terus cari barang seharga 5 juta, Nah Anda jadi agen," katanya.
Lalu bagaimana para agen meraup keuntungan?
Baca Juga: Bersahabat Lama dengan Sule, Andre Taulany Ungkap Hal Ini Saat Tahu Lina Meninggal
"Siapa saja ada member dibawahnya, si agen dapat 10 persen (dari nilai nominal top up yang dilakukan para membernya, red)," terang warga asal Cijantung, Depok itu.
Namun, ungkap Faldian, seorang member saat mulai mengaktivasi akun aplikasinya wajib menggunakan kode password refferal.
Dan itu hanya bisa diperoleh dengan cara 'nebeng' member lain yang telah lebih dahulu mengaktivasi aplikasi tersebut.
"Jadi saya ikut orang yg sudah pernah lebih dulu ikut, dia punya kode atau password, kode refferal gitu," tutur konsultan perencanaan pengawasan bangunan itu.
Menurutnya jaringan bisnis investasi tersebut terbilang besar, ia mencatat ada ratusan ribu member yang telah mendaftar dan menginstal aplikasi tersebut.
"Tapi orang yg gabung itu dari luar negeri juga sudah ada. Tapi ya orang Indonesia juga si di luar negeri," jelasnya pria berkemeja lengan pendek warna kuning itu.