GridFame.id - Rumah tangga Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo selalu menuai sorotan publik.
Selalu didera tudingan perusak rumah tangga Halimah dan Bambang Trihatmodjo, nyatanya kini pernikahan Mayangsari justru langgeng dan harmonis.
Tak hanya itu, selentingan miring soal dirinya ingin menguasai harta segunung Bambang Trihatmodjo juga kerap dilayangkan pada Mayangsari.
Hal ini semakin santer terdengar kala Mayangsari membangun rumah mewahnya yang telan biaya puluhan miliar.
Rumah mewah ini diketahui ditanggung oleh Bambang Trihatmodjo.
Lantas, benarkah harta kekayaan Bambang Trihatmodjo yang segunung itu jatuh ke tangan Mayangsari?
Rupanya, gelimang harta Bambang Trihatmodjo justru jatuh ke anak-anak tiri Mayangsari seperti diwartakan NOVA.id pada Jumat, 6 Mei 2011.
Kala itu harta Bambang-Halimah yang disita oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat, sampai saat ini sifatnya masih tidak bisa dipindah tangankan.
"Posisinya masih dalam sitaan.
Sampai sekarang klien saya tidak mempermasalahkan (harta itu) karena tujuan utamanya dulu mempertahankan rumah tangganya," jelas Lelyana Santosa, pengacara Halimah.
Menurut Lelyana, harta-harta itu baru bisa dibagikan kepada ketiga anak Bambang dan Halimah.
"Harta itu otomatis dong jatuh ke anak-anaknya.
Tapi sampai saat itu, harta-harta itu belum ada tindak lanjutnya," imbuh Lelyana.
Menurut Lelyana, Halimah tidak tahu menahu soal rumah mewah yang kini sedang dibangun itu.
Selama ini, Halimah hanya membicarakan proses hukum perceraiannya saja.
"Dan itu (perceraiannya) sudah final, kita enggak ada omongan-omongan di luar itu," tegasnya.
Dilansir Surya Malang, semasa hidup Ibu Tien Soeharto sempat memberikan pesan untuk Mayang Sari kepada keluarga Cendana.
Seolah tak menggubris semua tudingan tentang dirinya, Mayangsari hadir melayat saat Ibu Tien Soeharto meninggal.
Namun menurut seorang sumber yang tak mau disebutkan namanya ini mengungkapkan bahwa kedatangan Mayangsari merupakan sebuah trik agar dapat diterima di Keluarga Cendana.
"Ini permainan Mayang. Tapi syukur, Ibu (Halimah-Red) tidak terpengaruh sama sekali dengan manuver-manuver murahan itu," katanya.
"Tujuannya jelas, ingin diakui. Tidak akan pernah terjadi itu," kata sumber tersebut.
Menurutnya, itu adalah pesan Ibu Tien Suharto, Ibunda Bambang sebelum meninggal.
"Almarhum Ibu Tien Soeharto merupakan tokoh pendukung PP 10 tentang larangan poligami maksudnya kan jelas. Jadi, istri sah Bambang adalah Halimah, dan cucu yang sah adalah anak-anak Bambang dari Halimah. Sampai kapan pun dia (Mayang) tak akan diakui keberadaanya sebagai istri Bambang," tegasnya.
Pada 2008 silam, ketika Mayangsari harus diuusir saat melayat presiden Soehrto meninggal dunia.
Dikisahkan tragedi pengusiran itu terjadi saat Mayangsari bersama Bambang Trihatmodjo dan putrinya nekat menyambangi Keluarga Cendana untuk melayat Soeharto
Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo tampak memanjatkan doa terakhirnya untuk mengantarkan kepergian Soeharto.
Sementara di sampingnya anak mereka, Khirani Trihatmodjo duduk dipangku ayahnya, Bambang Trihatmodjo.
Muncul cerita bahwa kedatangan Mayangsari tak dikehendaki dua putri Soeharto, Titiek dan Mamiek.
Secara blak-blakan, keduanyapun langsung mengusir Mayangsari dari Cendana.
Menurut seorang saksi mata yang identitasnya dirahasiakan, Mayangsari datang ke rumah keluarga Cendana sekitar pukul 22.00 WIB.
Ketika itu, doa-doa yang dipanjatkan untuk almarhum Soeharto masih berlangsung dengan khusyuk.
Di depan jenazah Soeharto, masih bersimpuh Tommy, Titiek dan Mamiek, sementara Mbak Tutut dan Sigit sedang melakukan aktivitas lain.
Begitu pula dengan sosok Halimah, mantan istri Bambang trihatmodjo, yang diketahui tengah makan malam di rumah yang tak jauh dari rumah duka.
Kehadiran Mayangsari dan Bambang Trihatmodjo langsung mendapat perhatian Mamiek dan Titiek.
Kedua saudara Bambang Trihatmodjo itu langsung berdiri dan melabrak Mayangsari.
Mereka meminta Mayangsari agar segera keluar dari rumah itu.
Baca Juga: Ngeri! Viral Video Ikan Semua Loncat ke Daratan di Gorontalo, Pertanda Gempa Besar? Begini Kata Ahli
"'Pergi dari sini!', kata Mamiek setengah membentak," cerita saksi mata itu
Melihat reaksi tersebut, Bambang Trihatmodjo turun tangan dan sempat terjadi perdebatan.
Bambang Trihatmodjo pun berhasil membujuk Titiek dan Mamiek agar memberi kesempatan kepada Mayangsari
"Kejadiannya cepat sekali. Paling beberapa menit saja," lanjut si sumber.
Meski insiden itu terjadi singkat, keributan itu dengan cepat diketahui Halimah setelah seseorang memberi tahunya melalui telepon.
Halimah justru memberikan reaksi tak terduga.
"Dia cuma bilang, kok senang sekali membuat sensasi saat orang khidmat mendoakan Bapak." kata si saksi mata
Masih kata sumber tadi, selama perjalanan menuju Solo tempat Soeharto dimakamkan, Halimah bungkam dan tak mau menyinggung kedatangan Mayangsari bersama Bambang dan anaknya.
"Dia tidak mau terganggu oleh sensasi murahan tersebut. Mayang telah merusak kekhidmatan, hal yang tidak bakalan dilakukan oleh seorang Halimah."
Beruntung permasalahan dalam keluarga Cendana itu tak terbawa hingga pemakaman Soeharto.