Find Us On Social Media :

Bergabung Karena 'Panggilan Alam', Begini Kesaksian Salah Seorang Punggawa Keraton Agung Sejagat

Kerajaan Agung Sejagat Purworejo

"Nenek moyang saya menceritakan jika, akan ada istilahnya 'pasar ilang kumandange'dan percaya akan kedatangan Kaisar Sinuhun yang merupakan titisan keturunan eyang Majapahit," katanya dilansir dari Tribunjateng.com, Selasa (14/1/2020).

Ketika ditanya terkait bagaimana pembiayaan dalam sistem kerajaan, termasuk seragam, menurut Puji, semuanya menggunakan biaya sendiri.

"Tidak ada janji-janji, paling adalah wejangan seperti menceritakan sejarah Jawa, dan misinya adalah menyejahterakan masyarakat dalam hal sandang pangan papan," pungkasnya.

Baca Juga: Hadiri Pelantikan BPP HIPMI, Aura Kasih Tampil Anggun dalam Balutan Kebaya Putih, Mirip Saat Nikah Dulu

Asal Usul Nama Dyah Gitarja

Menilik dari sejarah, memang ada hubungan antara nama Dyah Gitarja dengan Majahapit.

Dyah Gitarja merupakan ibunda dari raja Hayam Wuruk.

Hayam Wuruk yang memimpin Majapahit pada periode 1350-1389 itu membawa kerajaannya ke masa keemasan.

Dyah Gitarja bersuamikan Cakradhara yang kemudian bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel.

Sebelum Hayam Wuruk naik takhta, Dyah Gitarja, adalah Ratu Majapahit yang dikenal dengan nama Tribhuwana Wijayatunggadewi.

Selain ibunda raja terbesar Majapahit, Dyah Gitarja juga merupakan anak pendiri kerajaan tersebut, Raden Wijaya.

Tribhuwana jadi Ratu Majapahit setelah kakaknya, Jayanagara meninggal tanpa punya keturunan pada 1328.