Find Us On Social Media :

Masih Kecil Bernyali Besar, Nggak Terima Kotanya Jadi Pembuangan Sampah, Gadis Cilik Ini Surati PM Australia, Jerman dan Donald Trump

Aeshninna Azzahra

GridFame.id - Gadis cilik asal Gresik Jawa Timur bernama Aeshninna Azzahra berhasil membuat orang-orang takjub terhadap aksi yang baru saja dilakukannya.

Gadis berusia 12 tahun itu tampil memukau sebagai aktivis muda yang perduli terhadap lingkungan.

Ia dikenal publik setelah aksinya mengirim surat terbuka kepada Perdana Menteri Australia viral disosial media.

Baca Juga: Tak Disentuh Sehabis Menikah dan Sakit Tak Diurus, Ini Kisah Pilu Curhatan Istri yang Dinikahi Hanya 12 Hari

Surat itu ia tujukan kepada Scott Morrison, Perdana Menteri Australia dengan tujuan untuk menghentikan impor sampah ke kotanya.

Surat itu kemudian diserahkan kepada Kedutaan Australia di Jakarta pada Selasa (21/01/2020) seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Dalam surat tersebut, Aeshninna Azzahra atau Nina menyampaikan protesnya mengenai sampah yang mengotori kotanya.

Ia juga membahas dampak ekologi dan kesehatan akibat adanya sampah yang datang dari negara maju ke Indonesia.

Tak hanya mengirim surat untuk Perdana Menteri Australia, Nina juga mengirim surat yang sama untuk Kanselir Jerman Angela Merkel dan juga Presiden Amerika, Donald Trump.

Surat tersebut dikirimkan melalui Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Peter Schoof.

Baca Juga: Sahrul Gunawan Hadiri Pernikahan Orang yang Paling Banyak Tahu Rahasianya, Warganet Justru Salah Fokus dengan Sosok Ini: 'Ada Kembaran Aa Arul'

Dilansir dari akun twitter @dw_Indonesia, Nina mengaku bahwa ia mulai belajar menjadi aktivis lingkungan atas arahan dari orang tuanya.

Ia juga kerap diajak membersihkan pesisir pantai bahkan pelabuhan.

Nina menceritakan bahwa sering terjadi penyelundupan sampah plastik dari negara maju saat pabrik kertas mengimpor sampah kertas dari mereka.

Nina merasa prihatin saat mengetahui banyak sampah impor yang masuk ke Green Lane tidak dicek.

Kemudian ia juga menceritakan bahwa ada salah satu desa dikotanya yang menjadi tempat pengolahan sampah-sampah dari negara maju tersebut.

"di desa Bangun dipisahin mana yang bisa didaur ulang mana yang tidak bisa,yang bisa di re-cycle jadi pelet ikan kemudian dijual ke China. Nah yang tidak bisa dijual ke pabrik tahu untuk bahan pembuatan tahu. Padahal asap pembakarannya mengandung dioksin yang bisa mencemari semua," jelasnya.

Baca Juga: Akhirnya Tertangkap Setelah Jual Sabu ke Santri, Ustaz Asal Madura Ini Bersikeras Bahwa Sabu Tidak Haram: 'Menghisap Sabu Bisa Meningkatkan Semangat Baca Al Quran'

Nina mengaku prihatin dengan dampak yang ditimbulkan dari sampah-sampah plastik dari negara maju ini.

Ia melihat sendiri sampah-sampah plastik dengan berbagai merek dari negara maju dilingkungan tempat tinggalnya.

Saat ditanya tentang tanggapan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Nina mengaku permintaannya ditanggapi dengan sangat baik.

"Dia juga katanya akan memperkuat penjagaan di pelabuhan agar sampah kotor tak masuk Indonesia," ungkapnya.

Terakhir, Nina mengatakan bahwa ia tidak mau jika negara-negara maju menyelundupkan sampah plastiknya lagi ke Indonesia