GridFame.id - Virus corona atau coronavirus sedang jadi momok menakutkan bagi masyarakat seluruh dunia.
Soalnya, virus ini dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Hingga kini, 13 negara diumumkan sudah menemukan penderita virus corona.
Negara tersebut adalah Singapura, Jepang, Taiwan, Taiwan, Korea Selatan, Malaysia, Nepal, Thailand, Hong Kong, Makau, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Dikutip dari Sripoku.com dari The Sun, Jumat (24/1/2020), para ilmuwan dari laporan Buletin Sains China menyatakan sup kelelawar yang terkenal di kota Wuhan diduga menjadi penyebabnya.
Hal itu juga diperkuat dengan beredarnya sebuah video di dunia maya, yang menampilkan tampilan sup yang tidak wajar.
Seperti di bagian wajah kelelawar yang menyeringai dan perutnya mengambang berwarna merah.
"Virus corona di Wuhan bisa jadi berasal dari kelelawar, tetapi antara kelelawar dan manusia apa yang jadi perantaranya masih belum diketahui," kata seorang ilmuwan yang diterbitkan di South China Morning Post.
Berdasarkan informasi resmi di cdc.gov, virus corona biasa ditemukan pada banyak spesies hewan, termasuk unta dan kelelawar.
Namun tahukah Anda bahwa sup kelelawar sebenarnya juga dikonsumsi di Indonesia?
Bahkan di Yogyakarta terdapat rumah makan yang menyajikan menu tongseng kelelawar.
Makanan unik tersebut juga diyakini mampu menyembuhkan penyakit asma.
Seekor kelelawar di pasar burung Kota Tegal juga diketahui diperjualbelikan dengan harga Rp 40.000.
Tapi apa benar kelelawar jadi obat asma yang ampuh?
Tribunjateng.com mencoba mencari jawaban tersebut melalui dokter Handrawan Nadesul, seorang dokter yang juga menjadi penyair.
Apa kata Handrawan Nadesul mengenai hal tersebut?
“Semua bahan berkhasiat perlu bukti ilmiah untuk bisa diterima di dunia medis. Kelelawar untuk obat asma belum memiliki bukti ilmiah. Lagi pula penyebab asma lebih dari satu,” tuturnya kepada Tribunjateng.com pada Minggu (19/11/2017).
Secara medis semua obat harus ada bukti ilmiahnya.
Namun sampai sekarang kelelawar belum diteliti lebih dalam bisa menyebuhkan asma.
Penyebab asma sendiri bisa karena banyak hal.
Di antaranya karena alergi dan keturunan.
“Di Indonesia sendiri asma ini lebih banyak disebabkan karena infeksi dibandingkan karena keturunan,” terang Handrawan Nadesul.
Hal tersebut senada dengan keterangan Novi Irayanti, seorang dokter umum, ia mengatakan kepada Tribunjateng.com jika asma itu adalah alergi.
Pencetus alergi bisa bermacam-macam.
Bisa debu, suhu, infeksi, dan masih banyak lagi.
“Untuk menghindari asma, biasanya penderitanya sendiri tahu, kapan harus mencegahnya. Mencegahnya mudah namun menghindari faktor pencetusnya yang sulit,” tutur Novi.
Misalkan seorang mengidap asma karena tinggal di daratan tinggi, hal tersebut tidak bisa serta merta dihindari dengan pindah tempat tinggal.
Bagi Novi Irayanti, masalah kelelawar sebagai obat asma dia justru belum pernah mendengar.
“Harus ada pembuktian medis,” tuturnya.