GridFame.id - Di tengah pandemi Virus Corona, vitamin C banyak diburu masyarakat.
Vitamin C merupakan nutrisi penting yang dapat membantu menjaga sistem imun, memperkuat tulang, serta meningkatkan fungsi otak.
Vitamin C sering ditemukan pada buah dan sayur.
Namun, beberapa peneliti mengklaim vitamin C pada suplemen menawarkan lebih banyak keuntungan daripada vitamin C yang ditemukan pada makanan.
Biasanya orang mengonsumsi suplemen vitamin C karena mereka percaya vitamin C dapat menangkal berbagai penyakit.
Namun, jika terlalu banyak mengonsumsi vitamin C bisa menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Hal tersebut terjadi karena vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air sehingga tidak disimpan oleh tubuh.
Ini berbeda dengan vitamin yang tidak larut dalam air.
Vitamin C akan diangkut ke jaringan melalui cairan tubuh.
Vitamin yang tersisa tidak dibutuhkan oleh tubuh sehingga akan diekskresikan bersama urine.
Namun, jika vitamin C terbuang dalam jumlah besar, bisa menyebabkan gangguan pencernaan hingga batu ginjal.
Karena vitamin akan menumpuk dan berpotensi menyebabkan overdosis.
Dosis Vitamin C yang Dianjurkan
Dilansir dari Health Line, vitamin C larut dalam air dan butuh waktu beberapa jam untuk membuang vitamin yang tidak dibutuhkan.
Maka akan sulit untuk mengosumsi vitamin dalam jumlah banyak.
Sebenarnya, jika Anda hanya mengonsumsi vitamin C dari makanan, kemungkinan overdosis vitamin C sangat kecil.
Kecuali jika Anda mendapatkan vitamin C dari suplemen.
Jika Anda ingin mengonsumsi suplemen vitamin C, dosis yang dianjurkan adalah 90 mg per hari untuk laki-laki dan 75 mg per hari untuk perempuan.
Efek buruk vitamin C, seperti gangguan pencernaan dan batu ginjal, akan muncul ketika orang meminumnya dalam dosis lebih dari 2.000 mg.
Efek Samping Konsumsi Vitamin C
Efek samping yang paling umum dialami jika mengonsumsi vitamin C berlebih adalah gangguan pencernaan, seperti diare dan mual.
Selain itu, vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi, khususnya yang berasal dari makanan nabati.
Penelitian menemukan penyerapan zat besi meningkat 67 persen ketika manusia mengonsumsi 100 mg vitamin C saat makan.
Namun, seseorang dengan kondisi yang meningkatkan risiko akumulasi zat besi dalam tubuh, seperti hemochromatosis, harus berhati-hati dengan suplemen vitamin C.
Pasalnya, mengonsumsi vitamin C berlebihan dapat meningkatkan zat besi yang bisa berujung pada kerusakan jantung, hati, pankreas, tiroid, dan sistem saraf pusat.
Tidak hanya itu, vitamin C berlebih juga bisa mengakibatkan batu ginjal.
Vitamin C yang dikeluarkan dari tubuh merupakan oksalat, yaitu produk limbah tubuh.
Oksalat biasanya keluar bersama urine.
Namun, dalam beberapa keadaan, oksalat dapat berikatan dengan mineral dan membentuk kristal yang dapat menyebabkan pembentukan batu ginjal.
Sebuah penelitian terhadap orang dewasa yang mengonsumsi suplemen vitamin C 1.000 mg dua kali per hari selama enam hari berturut-turut menunjukkan peningkatan oksalat sebesar 20 persen.
Asupan vitamin C dalam jumlah besar tidak hanya memengaruhi produksi oksalat dalam urin tetapi juga terkait dengan perkembangan batu ginjal.
Terutama jika Anda mengonsumsi lebih dari 2.000 mg vitamin C.
Artikel ini telah tayang di Tribunpapua.com dengan judul Banyak Diminum untuk Tingkatkan Imun Cegah Corona, Ini Efek Samping Konsumsi Vitamin C Berlebihan