Find Us On Social Media :

Terapkan Local Lockdown Selama 4 Bulan, Wali Kota Tegal Ngaku Siap Dibenci Warganya

Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, bersama wakilnya, Muhamad Jumadi, mencoba mobil Daihatsu Grand Max dari Kementerian PPPA di Balai Kota Tegal, Senin (23/12/2019).

GridFame.id - Seperti yang kita tahu, Presiden Joko Widodo tidak memberlakukan lockdown sebagai pencegahan virus corona.

Namun rapid test kini tengah berjalan untuk menyusuri persebarannya.

Tapi Wali Kota Tegal, Jawa Tengah, Dedy Yon Supriyono, memilih mengambil langkah berbeda.

Baca Juga: Disediakan Hotel Gratis Untuk Istirahat, Seorang Tenaga Medis Tak Kuasa Tahan Tangis Baca Surat dari Anies Baswedan

Ia memutuskan untuk mengambil kebijakan local lockdown dengan menutup akses keluar masuk kota selama empat bulan ke depan.

Langkah kontroversial Dedy itu diambil menyusul munculnya kasus pertama warga Kota Tegal yang terkonfirmasi positif terjangkit virus corona (Covid-19) pada Rabu (25/3/2020).

"Warga harus bisa memahami kebijakan yang saya ambil. Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka," kata Dedy, saat konferensi pers terkait satu warganya yang positif corona, di Balai Kota Tegal, Rabu (25/3/2020) malam.

Dedy mengatakan, pihaknya akan menutup akses masuk ke Kota Bahari itu dengan beton movable concrete barrier (MBC) mulai 30 Maret sampai 30 Juli 2020.

Akses masuk tidak lagi ditutup menggunakan water barrier yang sudah diterapkan sebelumnya hanya di sejumlah titik.

"Termasuk seluruh wilayah perbatasan akan kita tutup, tidak pakai water barrier namun MBC beton. Yang dibuka hanya jalan provinsi dan jalan nasional," kata Dedy.

Baca Juga: Kabar Baik, Ternyata Tak Semua Orang Bisa Tertular Corona Karena Kebal! Begini Cara Tes Untuk Mengetahuinya

Menurut Dedy, alasan untuk melakukan penutupan akses yang ia sebut sebagai local lockdown penuh, adalah untuk mencegah penyebaran corona masuk ke Kota Tegal.

Pasalnya, dengan ditemukannya pasien positif corona, maka Kota Tegal sudah masuk zona merah darurat corona.

"Keputusan ini dilematis, namun warga harus bisa memahami, karena ini untuk kebaikan kita semua," kata Dedy.

Dedy mengaku kebijakan tersebut akan menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

Khususnya masyarakat berpenghasilan rendah seperti pedagang yang terdampak penutupan jalan.

Untuk mengatasi hal itu, Dedy menyatakan Pemkot Tegal melalui Dinas Sosial akan memberikan bantuan sosial khususnya bagi masyarakat kecil atau miskin.

"Saya pribadi termasuk seluruh anggota legislatif agar bersama-sama dengan kesadaran untuk inisiatif secara pribadi membantu mengumpulkan dana," kata Dedy.

Baca Juga: Bukan Cuma Paranormal! Ilmuwan Peraih Nobel Ini Juga Terawang Badai Corona Akan Segera Berakhir Setelah Temukan Hal Ini!

Dedy mengatakan, selain menutup akses masuk ke dalam kota, juga menutup akses ke sejumlah titik keramaian seperti alun-alun, dan tempat keramaiannya lainnya.

"Pemblokiran jalan, dan pemadaman lampu jalan protokol seluruh kota di malam hari akan diberlakukan misal di jam banyak masyarakat masih berkumpul," kata Dedy.

Sementara hingga Kamis (26/3/2020) Dinas Kesehatan Kota Tegal mencatat ada 41 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 13 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat di rumah sakit Kota Tegal, 1 orang PDP meninggal dunia, dan 1 positif Covid-19.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Tegal Terapkan "Local Lockdown", Wali Kota: Lebih Baik Saya Dibenci Warga Daripada...