Bahkan seolah melupakan nilai sosial yang sudah seharusnya menjadi identitas sesama orang Indonesia.
"Kenapa harus kalian tolak jenazahnya? Mereka sudah tiada kawan, at least berikan kesempatan mereka pergi dengan tenang. Jangan sampe lupa: kita Indonesia. Tenggang rasa, Tepo sliro," ungkapnya.
Menurutnya, ada hal yang lebih baik dilakukan jika masalah ini merupakan aspirasi masyarakat dan perlu disampaikan.
"Kalo kalian keberatan, bisa tanya ketua RT, Rw dan lurah. Bukan dengan cara barbar menolak dengan kekerasan. Kalo kamu yang sakit covid, kamu mau digituin?" tambahnya.
Diakhir kalimatnya, dr. Tirta mengatakan bahwa yang dibutuhkan pasien covid-19 ialah dukungan dan semangat.
"Kawan, pasien covid, pasien suspect odp dan pdp, dan tenaga medis, itu manusia lho. Bukan iblis. Mereka butuh semangat. Bukan cacian. Sejatinya, yang butuh obat itu bukan hanya virus, tapi juga society kita," sambung dr. Tirta.
Sangat disayangkan, disaat seharusnya saling memberikan dukungan justru hal ini menjadi sebuah ironi di masyarakat.