GridFame.id – Hingga kini virus corona seolah masih menghantui di banyak negara.
Termasuk juga negeri kita tercinta, Indonesia.
Bahkan jumlah kasusnya semakin hari kian bertambah banyak.
Dari 34 provinsi di Indonesia, Provinsi DKI Jakarta lah yang menempati urutan pertama dengan kasus Covid-19 terbanyak.
Mengutip dari Kompas.com, per Sabtu (11/4/2020) sore, jumlah korban yang terinfeksi virus corona di DKI Jakarta telah menyentuh angka 1.948 orang.
Ironisnya, di tengah wabah yang masih merajalela, sejumlah ilmuwan justru membeberkan data penelitian yang cukup mencengangkan.
Para ilmuwan yang tergabung dalam SimcovID Team dari berbagai universitas, mengatakan bahwa virus corona sebenarnya telah menginfeksi 32.000 orang di Jakarta.
“Riset ini, kami melihat fenomena yang ada. Ada juga memasukkan estimasi kebutuhan ICU," ujar peneliti ITB, Dr. Nuning Nuraini yang terlibat dalam penelitian itu kepada Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).
Nuning menjelaskan angka estimasi terkait ada 32.000 orang yang telah terinfeksi virus corona, terlebih dahulu melihat angka kematian akibat virus SARS-CoV-2 ini.
Lebih lanjut, Nuning mengatakan bahwa data kematian tersebut lantas diestimasi melalui model SEIQRD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death).
Olahan data tersebut lantas digunakan untuk menentukan kasus yang tidak terdeteksi.
Baca Juga: Bisa Ditonton Mulai Besok, Ini Jadwal Lengkap 'Belajar dari Rumah' Lewat Siaran TVRI
"Penentuan parameter yang kami pakai ini bisa jadi mengeluarkan angka yang beda dengan peneliti lain," ujar Nuning.
Meski angka perkiraannya cukup tinggi, Nuning menuturkan bahwa PSBB yang dipilih pemerintah DKI Jakarta merupakan salah satu langkah yang tepat.
Selain untuk menekan jumlah kasus, cara tersebut juga diharapkan dapat memutus rantai penyebaran virus corona.
“Jelas (PSBB) bisa (turunkan potensi kasus Covid-19). Jadi itu, kan estimasi dengan kondisi angka kematian yang tinggi. Sehingga angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan dan potensi total kasus akan lebih rendah," sambung Nuning.
Dikatakan oleh Nuning, PSBB diperkirakan dapat menekan mobilitas penularan virus corona sampai 10 persen.
"Mitigasi kalau yang bergerak 50 persen, jika sampai di bawa 50 persen maka boleh didefinisikan sebagai mitigasi keras," imbuh Nuning.
Adapun strategi mitigasi yang dimaksud bertujuan agar rumah sakit dapat menampung pasien yang memerlukan perawatan medis.
Sebab, epidemi baru bisa dikatakan berakhir apabila hampir seluruh penduduk terinfeksi dan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Sedangkan supresi, jika laju penambahan kasus baru terus berkurang, sehingga penyakit Covid-19 ini hilang dari masyarakat.
Lalu, setelah penyakit tersebut hilang, ada kemungkinan terjadinya gelombang kedua, ketiga dan seterusnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul, "32.000 Orang Jakarta Diperkirakan Positif Covid-19, PSBB Bisa Tekan Infeksi Corona".