GridFame.id - Persebaran virus corona di dunia memang tak bisa terhindarkan.
Melalui wabah ini, manusia dituntut untuk lebih waspada menjaga kesehatan tubuhnya.
Beberapa penelitian mengungkap bahwa virus yang menyerang sistem pernapasan ini lebih mudah menginfeksi orang lanjut usia dibanding anak muda.
Hal tersebut disebabkan karena lansia biasanya memiliki daya tahan yang rendah akibat penyakit bawaan yang dideritanya.
Melalui data terbaru yang diungkap oleh Globalhealth dan CNN melalui Kompas.com, mengungkap bahwa tingkat kematian akibat corona lebih besar pada pria.
Data ini merupakan angka kematian yang terjadi di 44 negara.
Tingkat kematian pria lebih tinggi
Di sejumlah negara, korban meninggal karena virus corona lebih banyak ditemukan pada pasien pria.
Di Italia, tingkat kematian pria karena Covid-19 mencapai 68 persen dibanding wanita.
Selain Italia, negara lain juga mengabarkan hal yang sama, diantaranya China, Iran, Yunani, Peru, Ekuador, Jepang, Pakistan, dan Thailand.
Baca Juga: Pak RT Ditangkap Polisi, Ketakutan Ini Hantui Warga Sewakul Setelah Tolak Jenazah Perawat
Di negara lain yang memiliki presentase infeksi Covid-19 yang rendah pada pria, tetap saja angka kematiannya tinggi.
Negara-negara tersebut diantaranya Denmark, Irlandia, Swiss, Spanyol, Belanda, Belgia, Korea Selatan, Kanada, Portugal, Republik Ceko, dan Rumania.
Tingkat kematian yang tinggi pada pria ini juga terjadi di Indonesia.
Dikutip dari Kawalcovid19, kasus positif Covid-19 di Indonesia menunjukkan 62,5 persen penderita pria.
Mengapa terjadi demikian?
Epidemiolog Indonesia yang merupakan kandidat doktor dari Griffith University Indonesia, Dicky Budiman melihat bahwa permasalahan tersebut harus dikaji lebih lanjut.
Banyak yang menilai bahwa presentase kematian pria akibat virus corona yang tinggi disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan meminum alkohol.
Tetapi, hal tersebut masih diragukan karena di Spanyol, pria dan wanita sama-sama merupakan perokok aktif.
Di Spanyol, tingkat kematian pria masih lebih tinggi dibanding dengan wanita.
Dicky juga mengungkap sempat ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa respon imunitas pria lebih rendah dibanding wanita.
Tetapi, Dicky juga melihat faktor yang paling penting yang sering dilupakan oleh para pria.
Hal tersebut disebabkan karena masalah sosial budaya.
Para pria biasanya merasa bahwa dirinya tak perlu memeriksakan ke dokter jika memiliki penyakit ringan.
Berbeda dengan wanita yang sering memeriksakan kesehatan untuk menghindari penyakit kritis dari awal.
"Sementara sebaliknya pria cenderung ada dalam sosok perkasa, merasa sehat dan hanya berobat ketika sakit parah," ungkap Dicky.
Dicky juga melihat hal ini terjadi di Amerika Serikat hingga 10 April 2020 yang mayoritas peserta tes Covid-19 adalah perempuan.
Masalah ini ternyata pernah dihadapi Dicky saat menangani wabah flu burung bersama mantan Menteri Kesehatan RI.
"Ini memberi tanda bahwa pria belum terdorong atau bersikap pro aktif untuk melindungi kesehatan dirinya sendiri. Pria harus didorong untuk memeriksakan diri lebih awal dan jangan menunggu sampai timbul gejala," jelas dia.Baca Juga: Dijual Ilegal, Air Liur dan Darah Survivor Covid-19 Diklaim Bisa Jadi Vaksin, Harganya Tak Masuk Akal!
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengapa Lebih Banyak Pria yang Meninggal karena Covid-19 daripada Wanita?