Find Us On Social Media :

Bak Angin Segar, Terapi Plasma Darah Pasien Sembuh Covid-19 Mulai Dikembangkan di Jawa & Bali, Bisa Jadi 'Vaksin' Corona?

Plasma darah pasien covid-19 yang sembuh siap digunakan sebagai pengobatan virus corona.

GridFame.id - Selama ini kita semua menanti obat atau vaksin virus corona untuk ditemukan.

Sayangnya hal itu tidak mungkin terjadi dalam waktu cepat karena mengembangkan vaksin butuh waktu yang lama.

Namun ada secercah harapan dari terapi plasma pasien yang sembuh dari virus corona.

Terapi plasma darah pasien sembuh Covid-19 menumbuhkan harapan semakin tinggi.

Baca Juga: Mencengangkan! Peneliti Ungkap Vaksin Virus Corona yang Paling Ampuh Adalah Plasma Darah Pasien Sembuh Covid-19

Para ilmuwan dan tenaga kesehatan, termasuk di RSPAD Gatot Subroto, saat ini tengah meneliti cara pengobatan ini.

Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unair, Djoko Santoso mengatakan bahwa terapi ini sudah dikerjakan 100 tahun yang lalu.

“Istilah ini sudah dikerjakan 100 tahun yang lalu. Saat flu Spanyol tahun 1932, jadi ini bukan suatu hal yang baru. Tapi untuk publik ini hal yang baru, padahal itu tidak,” kata Djoko seperti dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (22/4/2020).

Dia menjelaskan terapi antibodi plasma darah pasien sembuh covid-19, juga dikembangkan negara lain, seperti Amerika Serikat, Iran, Jepang dan Inggris.

“Plasma itu terdiri dari zat pengencer juga adanya imunitas yang disebut imunoglobulin, kemudian tanpa sel leukosit dan sel eritrosit.

Ini sudah dilakukan di Thailand, Inggris, Amerika Serikat,” paparnya.

Baca Juga: Belum Temukan Titik Terang, WHO: 'Krisis Corona Belum Berakhir Dalam Waktu Dekat'

Namun keterbatasan alat terap plasma darah yang ada di Indonesia menurut dia bukan menjadi kendala.

“Untuk alat itu tidak masalah di Indonesia. Masalahnya adalah inisiasi awal bagaimana itu didorong."

Djoko menilai masalah di Indonesia berada di keterlambatan penerapan priotitas terapi plasma darah ini.

“Kemarin bila lihat beritanya dari pak JK itu akan mendatangkan alat, nah itu kan berarti probleme nya adalah prioritasnya.

Jika itu disorong lebih awal, itu dua bulan yang lalu yang meninggal-meninggal sekitar 600 itu mungkin bisa ditolong separuhnya,” jelas dia.

Sementara itu Ahli Genetika dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranata, Monica Rahardjo mengatakan terapi ini sudah mulai dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.

Baca Juga: Dianggap Sepelekan Covid-19 Hingga Dituntut Mundur, Jokowi Buka 'Kartu' Menkes Terawan, Ada Apa?

“Sebenarnya sekarang sudah dimulai. Karena setiap center yang ada di Jawa dan Bali sudah mulai mendata donor, dan ada beberapa center yang sudah mengambil plasmanya (plasma darah),” ucap dia.

Namun dia menjelaskan beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar seorang dapat menjadi pendonor plasma darah.

Salah satunya adalah memperhatikan keamanan dan kenyamanan penderita.

“Karena kriteria donor dan resien itu juga tidak bisa asal saja. Donor memiliki kriteria tertentu dari sepien atau penerima memiliki kriteria tertentu. Untuk donor untuk yang pertama dia harus positif, dia telah memberikan hasil positif pada tes PCR sebelumnya,” jelasnya.

Setelah itu pendonor itu harus sembuh dari gejala covid-19 selama 14 hari.Kemudian harus menjalani mengalami tes PCR dua kali dan memberikan hasil negatif.

”Nah itu adalah kriteria dari donor yang susceptible atau dapat diambil plasmanya,” kata Monica.

Setiap orang, kata dia dapat menghasilkan sekitar 500 cc plasma darah. Jumlah tersebut dapat diberikan kepada dua orang penderita.

Baca Juga: Najwa Shihab Singgung Dampak Corona, Jokowi: 'Pemerintah Tidak Bisa Bekerja Sendiri...'

“Tetapi itu disesuaikan dengan kondisi daripada donor. Donor yang memang tidak bisa memberikan lebih dari 500 cc, mungkin dia bisa memberikan 250 cc. Tetapi pengambilan plasma ini dapat diulang dalam 14 hari.

Jadi satu orang donor itu tidak hanya cukup sekali, karena bisa diulang. Dan ada juga program di mana donor itu bisa memberikan secara kontinyu,” papar dia.

Jika hal itu diberdayakan, ia bekata itu dapat membantu pasien positif corona lain sembuh.

“Maka dari itu saya mengibau seluruh centre baik rumah sakit swasta maupun pemerintah, supaya bersama-sama mulai melakukan terapi ini.

Sehingga dapat mengatasi masalah ini dengan seluruh persatuan dan kesatuan dari bangsa kita," tutupnya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribun News Wiki dengan judul Tak Sembarangan Pasien Sembuh Corona Bisa Donorkan Plasma Darah, Ini Kriterianya