GridFame.id - Bangladesh merupakan salah satu negara dengan kasus terinfeksi covid-19 tertinggi.
Semakin hari, jumlah pasien terinfeksi di Bangladesh semakin bertambah hingga mencapai ribuan orang.
Minimnya fasilitas kesehatan serta alat pelindung diri untuk dokter dan tenaga medis menambah besar kemungkinan penyebaran covid-19.
Baca Juga: Pertama di Solo, DItemukan Kasus 2 Anak yang Positif Terinfeksi Covid-19, Diduga Tertular Karena Ini
Dilansir dari Kompas.com, sebanyak 250 dokter di Bangladesh dinyatakan terinfeksi covid-19 akibat tidak memiliki APD (alat pelindung diri).
Hal ini menyebabkan mereka lebih beresiko untuk tertular dari pasien yang dirawatnya.
Sampai saat ini, telah ada kasus positif terinfeksi covid-19 sebanyak 3.772 kasus.
Sebanyak 120 orang dinyatakan meninggal dunia setelah terinfeksi.
Permasalahan utama yang menjadi alasan tertularnya ratusan dokter di Bangladesh ialah minimnya persediaan APD.
Bahkan bisa digolongkan parah dibandingkan negara-negara terdampak covid-19 lainnya.
"APD adalah alat pelindung kami terhadap virus yang fatal. Tanpa APD yang tepat, kami dipaksa untuk berperang berbahaya tanpa perlindungan," ungkap salah seorang dokter di Dhaka seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Tak Sembuh 100 Persen, China Kembali Umumkan Lockdown Setelah Tes Corona 4.000 Orang!
Banyak yang mengeluhkan minimnya APD yang menghambat kinerja dokter dan tim medis di Bagladesh.
Bahkan persediaan APD yang ada pun dianggap tidak sesuai dengan standar dan lebih mirip seperti jas hujan.
"Ini lebih seperti jas hujan daripada APD yang tepat," tutur Anis Ahmed, salah seorang dokter di Rumah sakit rujukan pemerintah.
Parahnya, APD yang seharusnya hanya digunakan satu kali terpaksa harus dipakai lagi.
"Kami diberitahu untuk menggunakan kembali APD meskipun itu seharusnya untuk penggunaan satu kali," tambah Anis Ahmed.
Sebenarnya, masalah minimnya APD tak hanya dialami oleh Bangladesh saja.
Beberapa negara lain juga turut merasakan dampak kelangkaan alat pelindung diri untuk dokter dan tenaga medis.
Dilansir dari Kompas.com, Direktur Institut Epitomologi, Pengendalian Penyakit dan Penelitian Pemerintah Bangladesh, Meerjady Sabrina Flora mengakui kualitas APD masih jauh dari standar.
Baca Juga: Gara-gara Virus Corona, PBB Sebut Akan Datang Bencana Besar di Muka Bumi: 'Seperti Kisah Alkitab'
Tak berbeda jauh dari Bangladesh, Indonesia juga sempat mengalami kesulitan APD.
Hal ini bahkan sempat menyebabkan sejumlah dokter di Sulawesi menggunakan jas hujan plastik saat menangani pasien positif covid-19.
Namun kebutuhan APD seiring berjalannya waktu terpenuhi berkat adanya donasi dari sejumlah pihak.