Find Us On Social Media :

Peneliti Menyebut Jika Corona Sudah Bermutasi Menjadi 30 Jenis Baru, Babak Kedua Pandemi Corona?

Ilustrasi - Virus Corona Diduga Bocor dari Laboratorium Wuhan Hingga Tewaskan Ribuan Orang di Dunia, WHO: Sama Sekali tidak mungkin!

GridFame.id - Wabah virus corona masih menjadi sorotan dunia hingga kini.Bagaimana tidak, virus corona kini bahkan telah menyebar hingga ke 210 negara di dunia loh.Para peneliti baru-baru ini mengungkapkan fakta mengejutkan terkait virus corona.

Baca Juga: Dikabarkan Kritis di Tengah Pandemi Corona Sampai Didatangi Dokter China, Begini Kondisi Kim Jong UnDilansir dari dailymail.co.uk, virus corona disebut bisa bermutasi hingga 30 jenis.

Temuan itu diungkapkan oleh tim peneliti China dari Universitas Zhejiang.

Kira-kira virus apakah itu?

Mari kita simak dengan seksama.

Virus yang Mematikan

Tim peneliti mengatakan bahwa ada puluhan jenis virus, yang dikenal sebagai SARS-COV-2.

Dari puluhan jenis, virus yang paling mematikan ditemukan di berbagai negara.

Jenis virus di China adalah beberapa yang paling berbahaya.

Virus itu kemudian menyebar ke beberapa negara Eropa, termasuk Italia dan Spanyol.

Virus yang lebih lemah atau dianggap tidak berbahaya justru ditemukan di Amerika Serikat.

Baca Juga: Kabar Buruk, Obat yang Digadang-gadang Bisa Menyembuhkan Virus Corona Justru Gagal Diujicoba Pada Manusia

Para peneliti mengungkapkan bahwa temuan mereka adalah hal pertama yang menunjukkan bahwa mutasi dapat mempengaruhi keparahan penyakit.

Selain itu, virus mematikan yang menyebar di Italia dan Spanyol disebut dapat membunuh sel di tubuh manusia.

Menurut peneliti, hal itulah yang menyebabkan angka kematian di Italia dan Spanyol tergolong sangat tinggi.

Dilansir dari worldometers.info, Spanyol mencatat angka kematian 20.852 per Selasa (21/4/2020).

Sedangkan, Italia mengkonfirmasi ada 24.114 orang meninggal karena virus corona di negara tersebut.

Dokter dalam situasi penanganan pasien di ruang perawatan pasien Covid-19 di Wuhan, China.

Peneliti menyebut bahwa jenis virus paling agresif dapat menciptakan viral load hingga 270 kali lebih banyak dibandingkan jenis yang paling lemah.

"Sars-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," ungkap peneliti, menurut Post seperti dilansir dari dailymail.co.uk.

Meski begitu, mutasi yang lebih ringan tidak berarti risiko kematiannya juga rendah.

Baca Juga: Kasus Corona di Selandia Turun Hingga Satu Digit Setelah Terapkan Lockdown, Tantowi Yahya Beri Kesaksian

Dua pasien di Zhejiang, satu berusia 30-an dan satu berusia 50-an, mengalami sakit parah setelah tertular jenis virus yang lebih lemah.

Meskipun keduanya pulih, pasien yang lebih tua membutuhkan perawatan intensif rumah sakit.

Para peneliti mendeteksi adanya sekitar 30 mutasi secara total.

Pasien positif corona seringnya menerima perawatan yang sama di rumah sakit, terlepas jenis virus apa yang ada di tubuh mereka.

Menurut peneliti, pasien memerlukan upaya penanganan yang berbeda tergantung jenis virus yang ada di tubuh mereka.

"Pengembangan obat dan vaksin, meski mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi ini ... untuk menghindari kemungkinan jebakan," kata peneliti.

Kasus virus corona di Amerika Serikat 

Diketahui, banyak kasus positif corona di Amerika Serikat berasal dari Eropa.

Sedangkan, jenis virus mematikan yang berasal dari Wuhan, China, justru menyebar di Pantai Barat.

Kasus virus corona pertama yang tercatat di Amerika disebut-sebut berasal dari Eropa.

Hal itu tak disadari warga New York selama berminggu-minggu sebelum kasus pertama di negara itu dikonfirmasi.

Baca Juga: Seorang Ahli Klaim Sudah Temukan Vaksin Covid-19 dan Siap Digunakan September Nanti Tapi Cuma Diberikan Pada Sosok Ini

Jenis virus Eropa inilah yang mendorong sebagian besar infeksi di Amerika, sekarang terkonsentrasi di New York dan Pantai Timur.

Analisis baru dari Icahn School of Medicine mengungkapkan bahwa jenis virus itu berbeda dengan jenis virus yang ada di China.

Sementara itu, kasus positif corona di Amerika Serikat mencapai 792.938 hingga Selasa (21/4/2020).

Angka kematian di negara tersebut tercatat sebanyak 42.518, sedangkan pasien yang sembuh berjumlah 72.389.

 

Artikel Telah Ditayangkan di style.tribunnews.com dengan Judul, Babak Baru Virus Corona, Peneliti Sebut Ada 30 Jenis Virus, Paling Mematikan Ditemukan di Negara Ini