Bukti keberadaan bongkahan kaca ini ditemukan di Hell Creek, situs yang berjarak lebih dari 2.000 mil dari kawah Chicxulub.
Di sana, para ahli menemukan kristal kuarsa, lalu mereka juga menemukan tektites, yang merupakan bongkahan kaca yang diperkirakan terbentuk di atmosfer yang berasal dari penggabungan potongan-potongan bumi cair yang disemprotkan ke langit pasca jatuhnya asteroid.
Bongkahan kaca itu kemudian menghujani flora dan fauna di bawah, terbukti banyak ditemukan fosil berupa sekelompok ikan yang penuh dengan bongkahan kaca di ingsangnya.
Begitu juga pepohonan purba yang bernama amber ditemukan bersama bola kaca.
Oleh karena itu, jika pertanyaannya adalah ‘Mungkinkah bumi gelap gulita diliputi kabut (Dukhan)?’, maka jawabnya adalah mungkin saja terjadi, meskipun (mungkin) belum dalam waktu dekat ini.
(Andi Sitti Maryam -Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya dan Alumni Astronomi ITB)Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Isu Dukhan 15 Ramadhan, Mungkinkah Bumi Gelap Gulita Diliputi Kabut?".