Kepala WHO Afrika Matshidiso Moeti berujar, dia khawatir orang yang mengonsumsi jamu ini akan merasa kebal dan justru melakukan tindakan yang berisiko.
"Kami khawatir menggembar-gemborkan produk ini sebagai tindakan pencegahan kemudian dapat membuat orang merasa aman," katanya.
Guinea Bissau telah menerima lebih dari 16.000 dosis, yang disalurkan ke 14 negara Afrika Barat lainnya.
Wakil Menteri Informasi Liberia Eugene Farghon minggu ini mengatakan, tidak ada rencana untuk menguji obat sebelum didistribusikan.
"Ini akan digunakan oleh warga Liberia dan akan digunakan pada warga Liberia," ungkapnya seraya menekankan bahwa WHO belum menguji obat populer lainnya.
"Madagaskar adalah negara Afrika... Karena itu kami akan melanjutkan sebagai negara Afrika dan akan terus menggunakan ramuan Afrika kami."
Sementara itu Uni Afrika pada Senin (11/5/2020) mengatakan, mereka sedang coba mendapatkan data teknis Madagaskar tentang obatnya, dan akan meneruskannya ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika untuk dievaluasi.
"Tinjauan ini akan didasarkan pada etika global dan norma-norma teknis untuk mengumpulkan bukti ilmiah yang diperlukan," terang Uni Afrika.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jamu Obat Covid-19 Madagaskar Banjir Pesanan, Meski Belum Terbukti Manjur