Find Us On Social Media :

Jamu Obat Covid-19 Banjir Pesanan Meski Belum Terbukti Manjur, Tapi Presiden Sudah Klaim

Jamu Covid-19 laris diborong

GridFame.id - Beberapa negara di Afrika telah memesan jamu "obat" Covid-19 racikan Madagaskar, meski WHO belum membuktikan kemanjurannya.

Bulan lalu, Presiden Madagaskar Andry Rajoelina meluncurkan jamu bermerek Covid Organics ini di sebuah konferensi pers.

Ia mengklaim minuman berkhasiat dari tanaman herbal ini telah menyembuhkan dua orang yang positif virus corona.

Baca Juga: Banyak Klaim Sudah Temukan Vaksin, WHO Justru Tegas Sebut Vaksin Covid-19 Tak Akan Ada Sampai Akhir 2021

Pada Jumat (8/5/2020) delegasi Tanzania di Madagaskar mengambil pesanan negaranya.

Minuman berbahan dasar tanaman Artemisia ini bersifat anti-malaria, tetapi belum menjalani pengujian ilmiah yang diakui secara internasional.

Di saat Rajoelina memuji keampuhannya, WHO mengingatkan perlunya pengujian untuk menakar kemanjuran dan efek samping.

Dilansir dari Reuters Jumat (8/5/2020), Madagaskar telah mengekspor ribuan botol Covid-Organics yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Terapan Malagasi.

Tanzania, Guinea Ekuatorial, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Liberia, dan Guinea-Bissau semuanya telah menerima ribuan dosis Covid Organics secara gratis.

Seorang penasihat hukum di kantor presiden pada Rabu (6/5/2020) mengatakan kepada Reuters, Madagaskar sekarang akan mulai menjual obatnya. "Obat ini dapat dipasarkan," kata Marie Michelle Sahondrarimalala, direktur Studi Hukum di Presidensi.

Baca Juga: Kasus Corona Mulai Melambat, Anak Buah Jokowi Sebut Indonesia Sudah Berada di Jalur yang Benar & Sebut Pandemi Akan Segera Berakhir

"Madagaskar telah menerima pesanan dari otoritas negara-negara lain, tetapi juga dari orang-orang pribadi."

Kepala negara-negara Afrika lainnya mengatakan, mereka juga telah memesan Covid Organics.

WHO mencatat senyawa terisolasi yang diekstraksi dari Artemisia efektif dalam obat malaria, tetapi tanaman itu sendiri tidak dapat mengobati malaria.

Kepala WHO Afrika Matshidiso Moeti berujar, dia khawatir orang yang mengonsumsi jamu ini akan merasa kebal dan justru melakukan tindakan yang berisiko.

"Kami khawatir menggembar-gemborkan produk ini sebagai tindakan pencegahan kemudian dapat membuat orang merasa aman," katanya.

Guinea Bissau telah menerima lebih dari 16.000 dosis, yang disalurkan ke 14 negara Afrika Barat lainnya.

Wakil Menteri Informasi Liberia Eugene Farghon minggu ini mengatakan, tidak ada rencana untuk menguji obat sebelum didistribusikan.

Baca Juga: Geram Warganya Tak Patuh PSBB Padahal Sudah Zona Merah, Wali Kota Bekasi Sampai Harus Lakukan Ini untuk Pencegahan Penyebaran Covid-19

"Ini akan digunakan oleh warga Liberia dan akan digunakan pada warga Liberia," ungkapnya seraya menekankan bahwa WHO belum menguji obat populer lainnya.

"Madagaskar adalah negara Afrika... Karena itu kami akan melanjutkan sebagai negara Afrika dan akan terus menggunakan ramuan Afrika kami."

Sementara itu Uni Afrika pada Senin (11/5/2020) mengatakan, mereka sedang coba mendapatkan data teknis Madagaskar tentang obatnya, dan akan meneruskannya ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika untuk dievaluasi.

"Tinjauan ini akan didasarkan pada etika global dan norma-norma teknis untuk mengumpulkan bukti ilmiah yang diperlukan," terang Uni Afrika.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jamu Obat Covid-19 Madagaskar Banjir Pesanan, Meski Belum Terbukti Manjur