Hal itu membuat Imel PC tak habis pikir lantaran jika tengah produksi pun tagihan listriknya tak setinggi itu.
"Biasanya itu hanya Rp 2 juta 800 an lah, itu pun udah dengan konveksi. Ini udah 2-3 bulan konveksi enggak jalan tapi listrik kok makin jalan ya. Ada yang rasain hal yang sama enggak sih?" terang Imel PC.
Imel juga mengaku dirinya tak pernah menggunakan semua mesin konveksi selama butik miliknya tutup.
"Kenapa listrik jadi mahal gini padahal yg di pake cuma AC. Pas konveksi jalan malah standartvaja 2 jt lebih. Sekarang ga ada konveksi Tapi listrik ga berkurang justru berkali lipat," jelasnya.
Tagihan listrik selangit itu membuat ibu satu anak itu pusing tujuh keliling.
Pasalnya ia diminta untuk segera melunasi tagihan itu secepatnya namun ia menganggap tagihan itu tidak masuk akal.
Selama beberapa bulan terakhir semua produksi berhenti dan hanya AC yang menyala tetapi tagihan justru membengkak berkali lipat.