Find Us On Social Media :

Pantas Dibela Nicholas Sean, Ahok BTP Sebut Merasa Sakit Hati Saat Tahu Veronica Tan Dapat WhatsApp Berisi Makian: 'Gue Juga Panas!'

Ahok dan Veronica Tan di Mako Brimob.

GridFame.id - Beberapa waktu lalu, Nicholas Sean sempat jadi sorotan setelah akhirnya ia membalas salah satu komentar netizen yang mempertanyakan sikap ayahnya kepada ibunya.

Netizen tersebut nampak tak terima kala Ahok BTP terus-terusan menyinggung soal perselingkuhan Veronica Tan dengan Julian Tio.

Namun yang mengejutkan, Nicholas Sean tak membalasnya dengan emosi dan justru tetap membela ayah dan ibunya.

Baca Juga: Bikin Netizen Ramai, Nicholas Sean Unggah Foto Bersama Veronica Tan & Ahok BTP Hingga Sebut Tak Tergantikan

Hal yang sama pun pernah dilakukan Ahok saat Veronica Tan mendapat pesan berisi makian dari orang-orang yang membencinya.

Dikatakannya, ia juga merasa sakit hati sampai panas!

Wah, bagaimana bisa ya?

Kini Basuki Tjahaja Purnama sudah menduduki jabatan sebagai Komisaris Pertamina yang nampak jauh dari rakyat.

 

Tapi dulu sejak memulai karier politiknya sebagai Bupati di Bangka Belitung, ternyata Ahok sudah banyak menerima penolakan.

Ahok pun membahas soal sakit hatinya di politik saat diwawancara podcast Makna Talks bersama Iyas Lawrence.

Baca Juga: Berani Main Serong, Akhirnya Veronica Tan Blak-blakan Frustasi Saat Masih Jadi Istri Ahok: 'Stresnya Minta Ampun!'

Ia bercerita bagaimana saat jadi bupati dulu, ia juga sempat ditantang seorang PNS yang tiba-tiba menyodorkannya bacaan ayat suci Al-Quran yang tentunya tidak bisa ia baca.

Atau bagaimana saat ia pun dipertanyakan dalam agamanya sendiri karena ia menolak berkampanye di gereja.

Namun yang paling melekat dalam pikirannya adalah saat ia menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.

Ahok cerita bagaimana ia sudah menawarkan semuanya untuk menyelamatkan warganya.

Namun yang didapatnya adalah ucapan yang membuatnya sakit hati.

"Kita udah layanin orang begitu besar. Di kafir-kafirin, gue juga panas, ya dong? Waktu saya jadi wagub, waktu mau mindahkan Waduk Pluit, karena kalau naik 10 cm lagi, itu tembok laut jebol mati nih orang ribuan di dalam,"

Baca Juga: Adik Ahok BTP Bongkar Tingkah Veronica Tan Pasca Ketahuan Main Serong: 'Dia Gak Mau, Cuma Nitip'

"Makanya waktu banjir gue pindahin, gue pikir kasih baju, sampai celana dalam, BH semua gue beliin, sampai daster. Pokoknya lu tinggal bawa badan masuk dah. Waktu saya datang ke tempat pengungsian, saya bilang siapa yang mau pindah?"

"Saya kasih pengarahan ke mereka, saya yakinkan mereka, kalian akan dapat Kartu Jakarta Pintar, anak-anakmu dapat duit, naik bus gak bayar, saya cariin kerja di pelabuhan, saya siapin snack semua, saya udah kayak sales pakai toa ngomong ini. Diem semua, gak ada yang berani daftar,"

"Begitu saya jalan, ada suara teriak, 'Cina gak usah urusin kami! Kami urus sendiri!'. Langsung gue balik nih, gue nyari, 'mana yang ngomong?!'. Terus diem, beraninya keroyokan tahu gak!" kisahnya.

Sakit hati dengan perlakuan seperti itu, Ahok pun sudah berpikir akan bersikap bodo amat.

Malah ia berpikir akan membiarkan jika orang-orang di sana mati tenggelam.

Pasalnya, ujaran kebencian itu ternyata sudah berlangsung lama.

Bahkan sampai ke keluarganya, yang mana saat itu ia masih beristrikan Veronica Tan.

 

"Saya pikir, orang pada teriak, kayak anak kecil lu pada WA-WA lah, sampai ke mantan istri saya lah si Vero di WA-in. Gue bilang gak bisa lu, lu orang pada WA loh!" ujarnya.

Baca Juga: Bukan Karena Jatuh Cinta, Ahok BTP Sebut Keputusannya Nikahi Ajudan Veronica Tan Konyol: 'Cuma Satu yang Agak Lumayan!'

Namun saat Ahok berdoa meminta petunjuk pada Tuhan, ia mendapat iluminasi baru.

Ia bercerita bagaimana ia mendapat gambaran tentang kisah Musa.

Tentang bagaimana Musa sudah diberikan mukjizat sebegitu besar oleh Tuhan sampai bisa membelah Laut Merah, namun pengikutnya yang satu ras dan satu keyakinan masih memiliki pemikiran untuk memukul Musa.

Makanya Ahok sendiri akhirnya malu dan berpikir bahwa Musa yang hebat saja bisa mendapat pengkhianatan, apalagi dirinya.

Karena itulah akhirnya ia mendapat kekuatan untuk mengurus kembali para pengungsi tanpa pamrih.