"Aku dulu kalau sekolah ke terminal itu jauh, kalau jalan harus 30-40 menit. Kayak ada flat, waktu itu di Malaysia, hidup belum kaya sekarang," ungkap Atta.
"Dia nawarin, 'ayo paman anterin'. Aku kalau sekolah berempat sama adik-adikku. (Naik motor) aku di depan, ini (organ vital) ku diraba-raba," jelasnya.
Atta Halilintar yang saat itu masih kecil tak memahami bahwa apa yang terjadi padanya adalah pelecehan seksual.
"Awalnya ku kira aku duduk kemajuan terus ditarik ke belakang, lama-lama masuk. Itu geli banget kalau aku pikirin. Aku biarin dan itu terjadi dua kali, habis itu aku enggak mau lagi naik motor itu," kenangnya.
Atta bahkan mengaku sempat malu sekalius trauma jika teringat kasus pelecahan seksual yang pernah terjadi padanya itu.
Mendengar banyaknya kasus, Maia Estianty mewanti-wanti orang tua untuk lebih sadar bahaya pelecehan seksual dan dampak buruknya.
"SD mungkin nalarnya masih aib enggak ya, gitu. Makanya orang tua sejak dini harus kasih brainstorming itu, di sekolah, sejak TK didikan tentang itu harus ada," pungkasnya.