Tim peneliti menemukan bahwa secara keseluruhan, hampir satu dari tiga orang dewasa muda berusia 18 hingga 25 tahun di Amerika Serikat berada pada risiko tinggi.
Meskipun risiko itu turun pada mereka yang tidak merokok atau menggunakan vape.
Dengan kata lain, merokok dan menggunakan vape menggandakan risiko Covid-19 pada kelompok dewasa muda.
Kategorisasi risiko ini lebih dari sekadar perhatian teoretis.
Baca Juga: Hari Terakhir Daftarkan Nomor HP untuk Dapat Kuota Gratis dari Kemdikbud, Begini Caranya!
Merokok dan menggunakan vape sama-sama menyebabkan cedera paru-paru, yang mengancam cadangan udara di paru-paru.
Penggunaan zat juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, yang pada akhirnya mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh dalam melawan infeksi.
Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan menemukan bahwa remaja dan dewasa muda yang merokok dan menggunakan vape lima kali lebih mungkin melaporkan gejala Covid-19, dan tujuh kali lebih mungkin untuk didiagnosis mengalami penyakit tersebut.
Analisis gabungan yang menggunakan data dari berbagai penelitian menemukan bahwa di antara orang yang terinfeksi Covid-19, orang-orang yang memiliki riwayat merokok dua kali lebih mungkin mengalami perkembangan penyakit tersebut.