GridFame.id - Pandemi Covid-19 sudah berjalan hampir 8 bulan di Indonesia.
Karenanya, berbagai sektor pun terkena dampaknya termasuk sektor ekonomi.
Kini Indonesia harus mulai menghadapi masalah baru. Indonesia resmi memasuki resesi.
Resesi sendiri artinya periode penurunan ekonomi sementara di mana perdagangan dan aktivitas industri berkurang, umumnya ditandai dengan penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut.
Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri telah mengumumkan perihal resesi yang dialami Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III 2020 kembali minus, yakni -3,49 persen.
Dengan begitu, Indonesia resmi mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 juga mencatat pertumbuhan -5,32 persen.
Melvin Mumpuni mengatakan, investasi adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk melindungi keuanganmu.
Nyatanya saat resesi akibat Covid-19, masih ada lho beberapa instrumen investasi yang bisa menjadi pilihan.
Namun tentu saja, pemilihan instrumen investasi perlu selektif.
Pun disesuaikan kembali dengan rencana keuanganmu dan portofolio investasi Anda.
"Investasi di tahun 2020 memang perlu selektif, ya. Selektif bukan berarti kita tidak investasi sama sekali. Selektif artinya kita perlu lebih cermat dalam melakukan manajemen risiko dan disesuaikan dengan tujuan keuangan (baik dari segi risk, return, dan periode investasi)," kata Melvin kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Berikut ini instrumen-instrumen investasi yang masih bisa Anda pertimbangkan.
1. Saham
Berinvestasi pada saham mungkin jadi pilihan menarik buatmu. Pasalnya selama pandemi, banyak saham-saham yang terdiskon atau berada pada harga lebih murah, termasuk saham-saham blue chip, big cap, atau core stock.
Mungkin saja, keuntungan yang Anda dapatkan dalam jangka panjang akan lebih banyak. Tapi tetap, perhatikan profil risikonya.
"Pilih saham yang bisnisnya tidak terdampak signifikan dengan covid-19. Sesuaikan pilihan saham, terkait waktu recovery dengan periode investasi, yakni kapan uang investasi dibutuhkan," ucap Melvin.
2. Reksadana
Sebagai investor pemula, banyak yang menyarankanmu berinvestasi di reksa dana.
Investasi reksadana ini bermacam-macam, seperti reksa dana saham, reksa dana pasar uang, atau reksa dana pendapatan tetap.
Jangan lupa, fokuslah pada reksa dana yang masih menghasilkan kinerja positif atau setidaknya menghasilkan perbaikan.
"Misalnya lihat sharpe ratio, draw down analysis, atau bahkan lihat information ratio," sebut Melvin.
3. Peer to peer lending
Siapa sangka, berinvestasi di peer to peer (P2P) lending sekarang semakin digemari. Untuk berinvestasi di P2P lending, Anda bisa pertimbangkan persentase TKB90.
Adapun TKB90 adalah tingkat keberhasilan penyelenggaran P2P lending dalam menyelesaikan kewajiban pinjam-meminjamnya dalam waktu 90 hari setelah jatuh tempo.
"Perhatikan pula manajemen risiko P2P lending, misal seandainya gagal bayar, apa yang harus dilakukan," tutur Melvin.
4. SBN
Pemerintah kerap menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) konvensional maupun syariah.
Instrumen investasi yang cenderung aman ini bisa menjadi pilihanmu berinvestasi saat terjadi resesi.
Selain mengamankan uang, Anda membantu Indonesia ke luar dari dampak berkepanjangan dari pandemi Covid-19.
Sebab selama pandemi, beberapa SBN diterbitkan untuk mendanai APBN yang dikucurkan untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), seperti jaring pengaman sosial.
"Bisa dipakai untuk diversifikasi portofolio investasi, mengurangi risiko portofolio, dan untuk tujuan jangka menengah 1-5 tahun," ungkap Melvin.
Informasi saja, saat ini pemerintah masih membuka masa penawaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel kepada investor individu secara online, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST007.
Adapun masa penawaran ST007 sendiri akan berakhir pada 25 November 2020 mendatang pukul 10.00 WIB.
Di laman resmi DJPPR dijelaskan imbal hasil atau kupon ST007 bersifat mengambang atau floating with floor dengan tingkat imbalan yang mengacu pada bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Cukup dengan Rp 1 juta Anda bisa memesan ST007 ini. Sementara maksimal pemesanan adalah Rp 3 miliar.
Untuk periode pertama (yang akan dibayar pada tanggal 10 Januari 2021 dan tanggal 10 Februari 2021) berlaku kupon sebesar 5,5 persen.
Tingkat kupon untuk periode 3 bulan pertama sebesar 5,50 persen tersebut berlaku sebagai tingkat kupon minimal (floor). Tingkat kupon minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.
5. Emas
Sudah bukan rahasia, emas kerap dipilih jika terjadi krisis atau fenomena jatuhnya instrumen investasi lain.
Sehingga wajar sepanjang Covid-19 ini, harga emas mengalami kenaikan.
"Emas ini menurut saya cocok sebagai alternatif dana darurat. Karena emas relatif aman (harganya stabil, cenderung naik), likuid (bisa dijual atau digadaikan) dan mudah diakses (bisa dibeli/jual melalui toko emas fisik, online atau bahkan lewat PT Pegadaian)," pungkas Melvin.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Resesi, Ini 5 Instrumen Investasi yang Bisa Kamu Lirik".