Penjelasan epidemiolog
Epidemiolog Indonesia di Griffith Universiy Australia, Dicky Budiman menyatakan, mutasi dari virus adalah suatu hal yang normal dan lumrah terjadi.
Hanya saja, mutasi dari virus tersebut seharusnya tidak berjalan dengan secepat ini.
"Umumnya itu 2-3 kali mutasi dalam satu bulan, nah yang terjadi di Inggris ini 17 kali kecepatan mutasinya," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/12/2020).
Dia menuturkan, oleh karena itu mutasi yang cepat ini membuat virus semakin efisien efektif dalam menginfeksi.
Baca Juga: Hasilnya Positif, Sule Jawab Soal Kabar Kehamilan Nathalie Holscher, Anak Sambung Sampai Tak Percaya
Maka, lanjutnya, bukan suatu hal yang mengagetkan apabila varian baru virus corona ini disebut 70 persen lebih mudah menular dari virus aslinya.
"Kalau digambarkan jika virus itu masuk Indonesia, akan membuat 3 kali lipat penambahan dari sisi kasus hariannya yang ada sekarang ini," jelas Dicky.
Dicky mengatakan, saat ini kasus harian di Indonesia seharusnya sudah mencapai 20.000 kasus.
Sehingga, apabila varian baru virus corona masuk di Indonesia, Dicky berkesimpulan akan ada 3 kali lipat dari angka 20.000.
"Saat ini estimasi epidemiologi menemukan kasus harian di Indonesia itu 20.000, kalau misalnya strain baru ini sudah masuk ke Indonesia, ya bisa jadi 60.000 kasus," ungkapnya.