"Sehingga pilihan kepada Raffi Ahmad itu kurang tepat," kata Dosen Pendidikan Sosiologi Antropologi di UNS ini.
Ia menyebut, pemilihan duta vaksin Covid-19 ini seharusnya diisi oleh orang yang memiliki banyak prestasi.
Sehingga, sosoknya bisa dijadikan panutan yang baik oleh anak muda Indonesia.
"Seharusnya yang dipilih itu sosok yang memiliki prestasi yang patut dibanggakan."
"Dan diharapkan bisa jadi role model bagi anak-anak muda," ungkapnya.
Ia pun menyarankan sosok olahragawan yang tengah naik daun, seperti pemain bola yang dijuluki Messi Indonesia, Egy Maulana Vikri.
Selain itu, bisa juga atlet bulutangkis atau ilmuwan yang memiliki prestasi hingga tingkat internasional.
"Kalau saya sebut olahragawan yang cukup memiliki prestasi besar, misalnya Egi Maulana Vikri."
"Bisa juga atlet bulutangkis yang menang olimpiade atau sosok ilmuwan yang punya prestasi internasional," ujar Nurhadi.
Kendati demikian, ia juga memahami sosok Raffi Ahmad lebih berpengaruh besar karena memiliki jumlah fans 'segudang'.
Hal itu tentu juga menjadi bahan pertimbangan dari pemerintah hingga menjadikannya penerima vaksin Covid-19 perdana bersama Presiden Jokowi.
Namun, ia menyayangkan, karena sosok ayah dari Rafathar Malik Ahmad ini sulit menghindari ingar bingar panggung hiburan.