Gridfame.id - Sebelumnya sempat viral berita warga Tuban yang berbondong-bondong beli mobil.
Hal tersebut terjadi karena warga Desa Sumergeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur tanahnya dibeli pihak pertamina.
Dikutip dari Kompas.com, Rabu (17/02/2021) warga setempat disinyalir mendapat Rp 8-10 Miliar bahkan ada juga warga yang sampai dapat Rp 26 milyar.
Seakan dapat rejeki nomplok dan tak mau sia-siakan uangnya, warga setempat langsung borong 176 mobil.
Selain itu bebrapa warga juga ada yang langsung beli tanah dan bangun rumah.
Lahan tersebut memang bakal digunakan untuk proyek pembangunan kilang minyak New Grass Root Refinery (NGRR).
Proyek tersebut merupakan kerja sama Pertamina dan perusahaan asal Rusia, Rosneft.Sayangnya, di balik rejeki nomplok yang di dapatkan, ternyata tak semuanya mendapat keuntungan yang sama.
Nenek Tasihan (65) hanya bisa melihat saja dari kejauhan.
Nenek Tasihan merupakan salah satu warga yang tak kebagian rejeki nomplok.
Beliau tak memiliki lahan untuk di jual ke Pertamina seperti warga lainnya.
Bahkan nenek tersebut sudah bersyukur bisa makan dan mencukupi kebutuhan hidupnya berhari-hari.
"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Di rumah itu ia tinggal bersama Parman (70), suaminya, yang kini mengalami sakit dan tidak bisa jalan.
Kondisi itu membuatnya harus tetap bertahan dengan segala keterbatasan.
"Ya seadanya bertahan. Melihat tetangga pada jual tanah ya saya tidak bisa apa-apa, tidak punya lahan untuk dijual juga," ungkapnya.
Bahkan di dinding rumahnya tertempel keterangan penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) dan program keluarga harapan (PKH)."Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujarnya.
Terungkap juga ternyata di desa tersebut ada 288 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BPNT di Desa Sumurgeneng.
Namun warga yang sudah di anggap mampu, dicoret oleh petugas dan dikeluarkan dari penerima BPNT.
"Sudah diverifikasi oleh petugas, yang mendapat ganti untung lahan harus dikeluarkan dari penerima BPNT," tutup Imron.
Gihanto menambahkan, dari 840 kepala keluarga (KK), 225 orang di antaranya menjual lahan kepada Pertamina.
Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu.
Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.
Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Lain dari Desa Miliarder di Tuban, Tarsimah Hanya Bisa Lihat Keriuhan Warga Borong Mobil".