"Dan ini diharapkan bisa selesai dalam bulan Maret mendatang," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers virtual.
Head of Communication Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja Louisa Tuhatu menjelaskan, pihak PMO masih menunggu kepastian anggaran untuk keberlanjutan program pada semester II tahun ini.
Sebab, total anggaran yang sudah definitif adalah sebesar Rp 10 triliun. Dan jumlah tersebut dialokasikan pada semester I ini dengan 2,7 juta peserta, sementara anggaran total Rp 20 triliun yang sebelumnya sempat disebutkan masih indikatif.
"Tetapi kami masih menunggu arahan yang definitif," jelas dia.
Untuk diketahui, sama seperti tahun 2020 lalu, skema Kartu Prakerja pada pertengahan awal tahun ini adalah semi bansos.
Peserta akan mendapatkan bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, dengan insentif pelatihan sebesar Rp 600.000 yang diberikan setiap bulan dalam empat bulan.
Selain itu, peserta juga akan mendapatkan insentif pasca-survei masing-masing Rp 50.000 senilai Rp 150.000.
Adapun sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, tahun ini pemerintah menaikkan anggaran untuk Program Kartu Prakerja menjadi Rp 20 triliun.
Jumlah tersebut meningkat 100 persen alias dua kali lipat bila dibandingkan dengan anggaran awal pada APBN 2021 yang sebesar Rp 10 triliun.