Adapun untuk kuotanya, PMO akan membuka pendaftaran untuk sekitar 44.000 orang di gelombang 17 nanti. Kuota tersebut berasal dari peserta gelombang ke 12-16 yang dicabut kepesertaannya.
Denni bilang, tambahan kuota Kartu Prakerja akan menunggu arahan dari pemerintah. Sebab, adanya tambahan kuota berarti harus ada tambahan anggaran untuk pelaksanaannya.
Sejauh ini, pemerintah sudah menganggarkan dana untuk program Kartu Prakerja sebesar Rp 20 triliun, yang digelontorkan untuk 2 semester masing-masing Rp 10 triliun.
"Kami (hanya) manajemen, jadi kami hanya menunggu keputusan dari pemerintah. Kalau pemerintah mengatakan perlu ditambah lagi anggaran untuk membantu masyarakat lebih banyak, kami siap. Intinya gitu," papar Denni.
Pembukaan Kartu Prakerja pada semester II nanti pun masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah. Intinya saat ini, PMO fokus merealisasikan anggaran Rp 10 triliun di semester I 2021.
"Untuk tahun ini kami sudah selesai mendisburse Rp 10 triliun. Jadi untuk tambahan Rp 10 triliun itu sampai sekarang masih menunggu, sampai lampu hijau dikeluarkan oleh Menkeu maupun Menko," pungkas Denni.
Sebagai informasi, peserta Kartu Prakerja yang lolos akan mendapatkan insentif berupa bantuan dari pemerintah sebesar Rp 3,55 juta. Rinciannya, peserta akan mendapatkan uang bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif pasca-pelatihan Rp 600.000 per bulan selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp 50.000 untuk tiga kali.