GridFame.id - Tak terasa, setahun sudah Ashraf Sinclair meninggal dunia.
Ia diketahui meninggal secara mendadak karena serangan jantung pada Februari 2020 lalu.
Kepergiannya ini meninggalkan duka yang mendalam di hati sang istri, Bunga Citra Lestari (BCL).
BCL bahkan sampai setahun tak muncul ke media, lo.
Nah, belakangan sang mertua, ibunda Ashraf sendiri yang meminta BCL untuk move on.
Gimana, ya?
Ibu Mertua Minta BCL Move On
Semua orang larut dalam kesedihan mengenang 12 tahun waktu kebersamaan BCL dan Ashraf Sinclair.
Tak terkecuali ibunda Ashraf Sinclair di Malaysia, Khadijah A. Rahman Sinclair yang banjir air mata dibuatnya.
Khadijah juga memberikan doa khusus darinya untuk sang menantu yang kini harus berjuang seorang diri.
"My doa for Bunga to be guided by Allah swt, to stay strong and well, to be happy and grateful and to be in contributions, a legacy that Alm Ashraf had left for Bunga, Noah and all of us," jelasnya.
Bahkan, Khadijah juga mengatakan BCL harus bisa bangkit dan move on untuk melanjutkan hidup tanpa Ashraf.
Pasalnya, apapun yang akan terjadi di masa depan, keluarga Ashraf akan tetap mendukung dan menyayangi BCL.
"Its time to take another step to move on... we are with you Bunga. Much love, your keluarga besar di Malaysia."
"Congratulation on making '12 Tahun Terindah', to share and cherish with us all... Alhamdulillah," pungkasnya.
Penyesalan BCL
BCL baru saja membuka fakta baru soal detik-detik kepergian Ashraf Sinclair.
Ternyata, ia menyimpan penyesalan yang bisa jadi renungan bagi kita semua.
Wah, kenapa ya?
Hal itu ia buka dalam obrolannya bersama Daniel Mananta di kanal YouTube IT'S ME BCL yang tayang Jumat (12/2/2021).
Awalnya, mereka membahas soal apa yang BCL lakukan di malam kepergian Ashraf Sinclair.
Saat itu, keduanya masih bekerjasama di acara Indonesian Idol.
"Begitu pulang dari Idol, lo ke rumah, kalau nggak salah lo masih kerja ya?" tanya Daniel Mananta.
BCL membenarkan hal tersebut, yang kemudian diakuinya juga jadi salah satu penyesalannya.
"Gue masih ngurusin kerjaan gue lah. After the show, I still have a lot of things to do (Habis acara, masih banyak yang aku lakukan) ya meski itu udah jam 3 pagi. Priority is work at that time (Prioritasku kerja pada saat itu). One of my biggest regret (Salah satu penyesalan terbesarku). I wish I have more time, if I know, but nobody knows, (Aku harap aku punya banyak waktu, kalau aku tahu, tapi tak ada yang tahu)," jawabnya.
Namun Daniel Mananta tak mau BCL menyalahkan dirinya sendiri seperti itu.
Menurutnya, meski saat itu ia tidak memprioritaskan pekerjaan, tak ada yang berubah.
"Nggak juga, what would you do differently (apa perbedaan yang kamu lakukan) kalau misalnya saat itu lo nggak prioritas kerja? I'm sorry, Nge, lo nggak boleh nyalahin diri lo seperti itu juga. Menurut gue saat itu lo minta pendapat Ashraf sebagai kesatuan, foto mana sih yang lebih bagus. It's not you're... no...," ujar Daniel.
Ternyata bukan hanya itu yang disesalkan oleh BCL.
Maksudnya adalah, kalau saja kita tahu kapan orang tercinta kita pergi, kita pasti berharap punya waktu lebih banyak.
"Mungkin waktu-waktu sebelumnya kali ya. Ini gue yang rasain, gue kayak lari terus mulu. Apa yang gue kejar selama ini? Gue lari dengan diri gue sendiri, dengan karier. Gue punya waktu buat Ashraf dan anak gue. Tapi kalau keadaannya udah kayak gini, kita tentunya bilang seandainya punya lebih banyak waktu. If I know waktunya cuma segini, pilihannya pasti beda," katanya lagi.
Makanya setelah kepergian Ashraf Sinclair dan juga pandemi Covid-19 yang mengharuskannya untuk berdiam di rumah, BCL merenung.
Ia ingin menikmati waktu yang ada saat ini.
"Tapi di luar itu semua, memang menyadarkan gue kalau gue lari, gue berkompetisi dengan semua orang, tapi gue nggak tahu mengarah ke mana. Once you lose someone, dan you know, it meant nothing ternyata. Ngapain lu lari-lari? Just slow down, enjoy every little moment you have,"
"Gue terlalu berdedikasi menyenangkan banyak orang. Jadi gue mau mengisi jiwa gue. Mau berusaha napas," pungkasnya.