Find Us On Social Media :

Padahal Sudah Punya Istri Lagi, Ahok Masih Sakit Hati saat Tahu Veronica Tan dapat Isi Pesan Seperti ini

Ahok masih sakit hati saat Veronica Tan mendapat pesan ini

GridFame.id - Kisah rumah tangga mantan Gubernur DKI Jakarta, Ahok dengan Veronica Tan memang sudah berakhir.

Isu adanya perselingkuhan dan orang ketiga menjadi alasan keduanya bercerai.

Bahkan setelah cerai, Ahok sudah menemukan tambatan hati baru.

Ahok bahkan sudah memiliki seorang putra tampan dari pernikahannya dengan Puput.

Hal ini berbeda dengan Veronica Tan yang masih betah sendiri.

Baca Juga: Astaga Langsung Panik! Kehamilan Kedua Istri Ahok, Puput Nastiti Devi Bikin Netizen Khawatir Gegara Hal Ini: Kok Ngeri Ya!

Meski begitu, Ahok masih merasa sakit hati saat sang mantan istri mendapat pesan dengan nada tak mengenakan hati.

Ahok Sakit Hati

Kini Basuki Tjahaja Purnama sudah menduduki jabatan sebagai Komisaris Pertamina yang nampak jauh dari rakyat.

Tapi dulu sejak memulai karier politiknya sebagai Bupati di Bangka Belitung, ternyata Ahok sudah banyak menerima penolakan.

Ahok pun membahas soal sakit hatinya di politik saat diwawancara podcast Makna Talks bersama Iyas Lawrence.

Ia bercerita bagaimana saat jadi bupati dulu, ia juga sempat ditantang seorang PNS yang tiba-tiba menyodorkannya bacaan ayat suci Al-Quran yang tentunya tidak bisa ia baca.

Baca Juga: Selamat Puput Nastiti Segera Lahirkan Anak Kedua! Foto Terbarunya dengan Perut Buncit Langsung Jadi Sorotan

Atau bagaimana saat ia pun dipertanyakan dalam agamanya sendiri karena ia menolak berkampanye di gereja.

Namun yang paling melekat dalam pikirannya adalah saat ia menjadi wakil gubernur DKI Jakarta.

Ahok cerita bagaimana ia sudah menawarkan semuanya untuk menyelamatkan warganya.

Namun yang didapatnya adalah ucapan yang membuatnya sakit hati.

"Kita udah layanin orang begitu besar. Di kafir-kafirin, gue juga panas, ya dong? Waktu saya jadi wagub, waktu mau mindahkan Waduk Pluit, karena kalau naik 10 cm lagi, itu tembok laut jebol mati nih orang ribuan di dalam,"

"Makanya waktu banjir gue pindahin, gue pikir kasih baju, sampai celana dalam, BH semua gue beliin, sampai daster. Pokoknya lu tinggal bawa badan masuk dah. Waktu saya datang ke tempat pengungsian, saya bilang siapa yang mau pindah?"

"Saya kasih pengarahan ke mereka, saya yakinkan mereka, kalian akan dapat Kartu Jakarta Pintar, anak-anakmu dapat duit, naik bus gak bayar, saya cariin kerja di pelabuhan, saya siapin snack semua, saya udah kayak sales pakai toa ngomong ini. Diem semua, gak ada yang berani daftar,"

Baca Juga: Dulu Sempat Dibuat Sakit Hati Gegara Lebih Pilih Puput Nastiti, Nicholas Sean Ucap Pesan Menohok Ini Saat Ultah Ahok: Aku Harap Papa...

"Begitu saya jalan, ada suara teriak, 'Cina gak usah urusin kami! Kami urus sendiri!'. Langsung gue balik nih, gue nyari, 'mana yang ngomong?!'. Terus diem, beraninya keroyokan tahu gak!" kisahnya.

Sakit hati dengan perlakuan seperti itu, Ahok pun sudah berpikir akan bersikap bodo amat.

Malah ia berpikir akan membiarkan jika orang-orang di sana mati tenggelam.

Pasalnya, ujaran kebencian itu ternyata sudah berlangsung lama.

Bahkan sampai ke keluarganya, yang mana saat itu ia masih beristrikan Veronica Tan.

"Saya pikir, orang pada teriak, kayak anak kecil lu pada WA-WA lah, sampai ke mantan istri saya lah si Vero di WA-in. Gue bilang gak bisa lu, lu orang pada WA loh!" ujarnya.

 

Namun saat Ahok berdoa meminta petunjuk pada Tuhan, ia mendapat iluminasi baru.

Ia bercerita bagaimana ia mendapat gambaran tentang kisah Musa.

Baca Juga: Puput Nastiti Devi Siap 'Besan', Terungkap Sosok Vanessa Mantofa Gandengan Baru Putra Ahok, Selebgram Cantik Putri Orang Terpandang!

Tentang bagaimana Musa sudah diberikan mukjizat sebegitu besar oleh Tuhan sampai bisa membelah Laut Merah, namun pengikutnya yang satu ras dan satu keyakinan masih memiliki pemikiran untuk memukul Musa.

Makanya Ahok sendiri akhirnya malu dan berpikir bahwa Musa yang hebat saja bisa mendapat pengkhianatan, apalagi dirinya.

Karena itulah akhirnya ia mendapat kekuatan untuk mengurus kembali para pengungsi tanpa pamrih.